Rekan kerja toxic (timesofindia.indiatimes.com)
Siapa sih yang tidak tahan kalau punya rekan kerja menyebalkan? Ada saja hal-hal yang mengganggu kita saat bertemu dengannya. Rasa-rasanya dia membawa pengaruh negatif untuk kita, terutama secara emosional.
Sebenarnya kita tinggal resign saja dari kantor dan masalah selesai. Tapi, biasanya tidak semudah itu. Saat ini pasti kalian membutuhkan pekerjaan di kantor tersebut. Bahkan mungkin, sudah tidak tahu harus kerja dimana lagi. Intinya tidak ingin resign dari pekerjaan. Resign bukanlah solusi terbaik.
Nah, sebenarnya bagaimana sih cara menghadapi orang-orang toxic di kantor? Paling tidak, supaya kita tidak merasa tersiksa dan betah selama bekerja. Pertama-tama kita bahas dulu yuk apa itu orang toxic.
Orang toxic atau orang beracun adalah istilah bagi mereka yang punya perilaku toxic. Dalam kehidupan, pasti semua orang pernah menemui toxic people ini. Orang toxic bisa saja orang terdekat, entah itu teman sendiri, anggota keluarga, atau rekan kerja.
Kehadiran rekan kerja toxic berasa memberi pengaruh negatif pada diri kalian. Entah itu berimbas pada emosional maupun pekerjaan. Karena perilaku mereka yang negatif, saat bersamanya, kalian akan merasa kehabisan energi dan tidak menikmati hubungan.
Melansir Sehatq.com, beberapa tanda orang toxic misalnya sebagai berikut:
- Sering melakukan kekerasan nonfisik, misalnya kekerasan emosional dan verbal dengan meremehkan, mengkritik, mengendalikan, memanipulansi, menyalahkan, dan sebagainya.
- Selalu mementingkan diri sendiri.
- Cenderung tidak mampu menunjukkan empati.
- Tidak jujur dan seperti bermuka dua.
Sementara itu, kalian yang berhadapan dengan orang toxic pun akan mengalami gejalanya. Misalnya, sebegai berikut:
- Merasa lelah, takut, marah, dan pesimis saat mengobrol dengan mereka.
- Setelah mengobrol dengan mereka, kalian merasa tidak berdaya.
- Mereka terlalu sering mengeluh.
- Mereka selalu membesarkan masalah kecil menjadi besar hingga memicu konflik.
- Mereka selalu seakan mencari kesalahan dalam diri kalian.
- Tidak mau mengakui kesalahan dan malah menyalahkan orang lain.
Sementara itu, jenis rekan kerja toxic lain misalnya seperti suka membuat gosip, menunda pekerjaan, dan sombong. Pokoknya, toxic people adalah mereka yang kelakuannya merugikan orang lain secara emosional maupun non-emosional.
Jika terus-terusan menghadapi orang toxic, kalian juga bisa merasa lelah hingga depresi. Bahkan, jika kalian sudah mempunyai gangguan mental sebelumnya, maka orang-orang toxic dapat memperparah gejala kalian.
Nah, lalu, bagaimana sih cara dan tips menghadapi orang-orang toxic, khususnya rekan kerja toxic? Yuk, simak!
1. Sadari kalian tidak bisa mengubahnya begitu saja
Saat menghadapi orang berkepribadian toxic, sebaiknya jangan berharap bisa mengubahnya. Sifat orang itu tidak dapat langsung berubah begitu saja.
Daripada lelah karena berusaha mengubahnya, mending sikap kalian saja yang diubah. Maksudnya, sikap kalian dalam menghadapi mereka. Misalnya, dengan tidak terlalu memedulikan perkataannya, menjaga jarak, dan lebih fokus pada pekerjaan.
Membuat batasan dengan orang toxic perlu dilakukan agar kalian merasa damai. Apalagi, jika kelakuan mereka suka mengeluh dan sering membuat mood jadi negatif.
2. Jangan langsung emosi
Ketika menerima perilaku toxic dari rekan kerja, sebaiknya jangan langsung terbawa emosi. Penting bagi kita agar tidak terpancing emosinya. Saat emosi, situasi malah bisa makin memburuk. Selain itu, juga dapat membuat reputasi kalian di kantor menurun.
Belajarlah untuk jadi profesional. Anggap saja bahwa sifat orang toxic memang begitu jadi tidak perlu membawanya ke hati. Alihkan perhatian kalian pada pekerjaan dan orang-orang yang lebih memberi pengaruh positif.
3. Jangan coba membuktikan mereka yang salah
Saat rekan kerja toxic membuat kalian merasa bersalah padahal sama sekali tidak salah, kalian harus menghadapinya dengan hati-hati. Jangan sampai mencoba membuktikan bahwa merekalah yang salah.
Menanggapi tingkah toxic mereka hanya akan menguras energi kalian. Jika kasusnya tidak terlalu mengganggu reputasi kalian di tempat kerja cukup biarkan saja. Namun, apabila situasinya sudah serius, lebih baik kalian berkonsultasi dengan atasan dan menjelaskan yang sebenarnya.
Kalo hal yang dipermasalahkan rekan kerja toxic tersebut tidak masuk akal, tentu rekan kerja kalian yang lain akan mengerti dan membela kalian. Sehingga, jangan cemas, kalo memang bukan salah kalian santai aja.
4. Jangan terlalu dipikirkan, cari pengalihan
Kelakuan orang toxic memang menyebalkan. Rasanya bikin pengen ngamuk, bukan? Tapi, mengamuk di kantor bukan solusi cerdas, takutnya merusak reputasimu. Coba deh cari pengalihan.
Misalnya, dengan fokus menyelesaikan pekerjaan, mendengarkan musik, atau mengobrol dengan rekan kerja yang lebih baik hati dan positif.
Jangan sampai deh waktu kalian terisi dengan memikirkan sikap toxic mereka. Ingat, waktu adalah emas.
5. Tentukan batasan
Daripada stres terus, mending tentukan batasan kalian soal rekan kerja toxic tersebut. Misalnya, kalian membatasi diri dengan berbicara seperlunya dengannya saat di lingkungan kantor. Ini lebih baik agar tidak ada perkataannya yang bikin kalian tersinggung saat mengobrol di jam kerja.
Jika ada keperluan di luar kantor, baru deh bicarakan dengannya usai jam kerja, misalnya sehabis pulang kantor.
Intinya, kalian harus bersikap tegas dalam menghadapai ke-toxic-annya. Utamakan diri sendiri ya biar tidak stres.
6. Cari support system
Menghadapi rekan kerja toxic (fool.com)
Agar masalah dengan orang toxic tidak sampai bikin stres, coba deh cari teman curhat juga. Ceritakan masalah kalian pada orang yang tepat. Misalnya, dengan teman dekat kalian yang sekiranya bisa memberi dukungan.
Memendam perasaan lama-lama tidak baik loh. Jika benar-benar tidak punya teman untuk curhat, tenang saja. Kalian juga bisa mencari pertolongan psikolog apabila orang toxic itu sampai mengganggu kehidupan kalian sehari-hari.
7. Mengungkapkan masalahnya pada rekan kerja toxic
Kalo segala cara udah dilakukan masih saja tidak berhasil, tidak ada salahnya kalian mengatakan masalah yang sejujurnya pada rekan kerja toxic itu. Tapi, katakan dengan sopan dan jangan membentak ya.
Katakan saja padanya jika kalian agak merasa terganggu dengan sikapnya dan ingin fokus pada pekerjaan dulu. Bilang sejujurnya jika sikapnya itu toxic dan bukan cuma kalian yang merasakannya. Tetapi, rekan kerja kalian juga merasakannya.
Hati-hati ya. Kalo dikatakan dengan sopan dan sabar, mudah-mudahan dia bisa menerima dan mungkin akan memperbaiki sikapnya.
8. Menceritakan pada HRD atau atasan
Kebanyakan kantor mempunyai tim HRD-nya sendiri yang menangani karyawannya. Jika kalian benar-benar sudah tidak bisa melakukan apapun, coba saja melaporkan pada HRD soal masalahnya. Jika bukan cuma kalian saja yang merasakan ke-toxic-annya, ajaklah rekan kerja kalian yang lain.
Ungkapkan kegelisahan kalian pada tim dari HRD. Karena kebanyakan karyawan HRD berlatar belakang psikologi, kemungkinan dia bisa memberikan solusi terbaik.
Lalu bagaimana jika di kantor kalian tidak ada tim HRD? Kalian dapat juga melaporkan pada atasan. Tapi hati-hati ya, dalam melaporkan ke HRD dan atasan, gunakan bahasa yang sopan. Jangan sampai terdengar seakan-akan kalian ingin menjatuhkan rekan kerja yang toxic itu. Ungkapkan sejujurnya dengan sopan.
9. Konsultasi ke psikolog
Jika sampai masalah rekan kerja toxic membuat kalian depresi, ini saatnya kalian berkonsultasi dengan psikolog. Tandanya kalian butuh bantuan psikolog adalah saat kalian mulai merasa sudah kesulitan menjalani kegiatan sehari-hari baik di kantor maupun di luar kantor.
Sementara itu, tanda-tanda kalian mengalami gejala depresi misalnya merasa putus asa, rendah diri, cemas, tidak bersemangat dalam melakukan kegiatan, mudah marah, sensitif, dan lain-lainnya. Bahkan, lebih bahaya lagi jika sampai merasa ingin bunuh diri.
10. Resign dari kantor bukan solusi terbaik
Kalian perlu sadar, kalo resign tidak selalu jadi solusi terbaik. Tahukah kenapa? Soalnya, orang toxic itu tidak hanya ada di kantor kalian saja. Tetapi, ada dimana-mana. Karena itu, jika sudah resign dari kantor yang sekarang, bisa saja kalian bertemu dengan orang toxic lainnya di kantor yang baru.
Jadi, jika sudah terbesit keinginan untuk resign, mending dipikir ulang deh. Lakukan hal-hal di atas dulu dan jangan menyerah.
Begitulah beberapa tips menghadapi rekan kerja yang toxic di kantor. Bagaimana menurut kalian? Memang menghadapai orang toxic tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Tapi dengan usaha dan sikap bijak pasti bisa kok. Semoga tipsnya berguna dan tetap semangat ya!