Ini adalah saat-saat yang memang tidak biasa, dan jika kamu sekarang sedang berada di rumah (patuhi PSBB ya) kemungkinan kamu telah menggunakan semacam panggilan video untuk berbicara dengan keluarga, teman atau bahkan urusan sekolah. Dan, kemungkinan besar, Zoom adalah aplikasi yang digunakan untuk itu semua.
zoom di news18
Perangkat lunak (software) konferensi video telah menggemparkan dunia belakangan ini. Namun, dengan kehadiran raksasa seperti Microsoft dengan Skype dan Teams, ataupun Google dengan Hangouts, mengapa semua orang menggunakan Zoom?
Untuk menemukan jawabannya, kita harus kembali ke beberapa tahun yang lalu. Dan ya, memang tidak tidak semua cerita akan dipenuhi gemerlap dan glamor. Tentu untuk bisa memmbangun software yang digunakan banyak orang seperti ini, ada kisah tersendiri dibalik itu semua.
Jadi, ya, mari kita bahas tentang salah satu aplikasi terpopuler saat ini, Zoom, dan bagaimana aplikasi itu menjadi sukses.
Sejarah Zoom
Jika kamu menggunakan Google Zoom dan berhasil menggunakannya, kamu mungkin akan terkejut melihat artikel yang memuji perangkat lunak tersebut sejak peluncurannya pada tahun 2013. Meski sempat populer akhir-akhir ini, Zoom ternyata sudah terkenal jauh sebelum kita mengetahuinya.
Alasan segala pujian yang diberikan ini adalah berkat keahlian seorang pria Eric Yuan. Ia adalah CEO dari perusahaan Zoom.
Pada akhir 80-an, ia bermigrasi dari China ke AS untuk bekerja di bidang teknologi. Dia memiliki visi bahwa suatu hari nanti, teknologi akan memungkinkan panggilan video portabel untuk secara mudah digunakan, dan hal ini kemudian menjadi sebuah obsesinya.
Sebagai seorang insinyur, dia mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan bernama WebEx Communications. Sejak awal, Yuan menjadi pemain kunci dalam mengembangkan perangkat lunak konferensi video mereka.
WebEx menjadi salah satu opsi pertama untuk pasar video call dan pada awalnya memang tampaknya perusahaan ini menjadi kandidat terbaik untuk bisa meraih sukses. Karena memiliki nilai tinggi yang sedemikian rupa ini, Cisco membelinya seharga $3,2 Milyar pada tahun 2007.
Yuan melipatgandakan upayanya untuk meningkatkan perangkat lunak dan pada saat yang sama ia berhasil naik pangkat menjadi VP di bidang Teknik. Di bawah bimbingannya, WebEx berkembang dan memiliki lebih dari 750 insinyur dan memiliki pendapatan tahunan lebih dari $ 800 juta.
WebEx bukan hanya menjadi satu yang pertama di pasarnya, tetapi juga salah satu alat konferensi video terlengkap. Dan itulah yang menjadikannya hit pada saat itu.
Tetapi tetap saja, semua itu tidak sempurna. Ada beberapa kendala yang seringkali ditemui oleh pengguna, seperti konektivitas tidak stabil, audio dan video yang terhambat, dan proses pemasangan yang terkesan lebih kompleks.
WebEx bertahan karena hanya ada sedikit saja persaingan di pasar. Tapi semuanya tidak akan tetap sama untuk waktu yang lama.
Yuan menyadari kekurangan WebEx. Faktanya, dia menyarankan perubahan, tetapi peringkat manajemen di atasnya tidak sejalan dengan itu.
Setelah menghadapi banyak perlawanan dari manajemen atas, dia pun akhirnya pergi meninggalkan perusahaan itu. Segala waktu yang ia habiskan di WebEx memberinya pelajaran yang sangat berharga.
Di dalam sebuah wawancara, ia pernah berkata “Sebelum aku meninggalkan Cisco, aku sering menghabiskan waktu untuk bicara dengan pelanggan WebEx, setelah meeting berakhir, aku merasa amat sangat malu karena melihat para pelanggan dengan raut wajah yang tidak puas akan pelayanan kami.”
“Aku melihat banyak pelanggan yang kecewa, dan mulai menyadari apa saja permasalahan yang mereka hadapi. Pada akhirnya, aku menyadari bahwa permasalahan yang mereka miliki adalah sebuah teka-teki yang baru, yang menunggu untuk dipecahkan”.
Alasan segala pujian yang diberikan ini adalah berkat keahlian seorang pria Eric Yuan. Ia adalah CEO dari perusahaan Zoom.
Pada akhir 80-an, ia bermigrasi dari China ke AS untuk bekerja di bidang teknologi. Dia memiliki visi bahwa suatu hari nanti, teknologi akan memungkinkan panggilan video portabel untuk secara mudah digunakan, dan hal ini kemudian menjadi sebuah obsesinya.
Sebagai seorang insinyur, dia mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan bernama WebEx Communications. Sejak awal, Yuan menjadi pemain kunci dalam mengembangkan perangkat lunak konferensi video mereka.
WebEx menjadi salah satu opsi pertama untuk pasar video call dan pada awalnya memang tampaknya perusahaan ini menjadi kandidat terbaik untuk bisa meraih sukses. Karena memiliki nilai tinggi yang sedemikian rupa ini, Cisco membelinya seharga $3,2 Milyar pada tahun 2007.
Yuan melipatgandakan upayanya untuk meningkatkan perangkat lunak dan pada saat yang sama ia berhasil naik pangkat menjadi VP di bidang Teknik. Di bawah bimbingannya, WebEx berkembang dan memiliki lebih dari 750 insinyur dan memiliki pendapatan tahunan lebih dari $ 800 juta.
WebEx bukan hanya menjadi satu yang pertama di pasarnya, tetapi juga salah satu alat konferensi video terlengkap. Dan itulah yang menjadikannya hit pada saat itu.
Tetapi tetap saja, semua itu tidak sempurna. Ada beberapa kendala yang seringkali ditemui oleh pengguna, seperti konektivitas tidak stabil, audio dan video yang terhambat, dan proses pemasangan yang terkesan lebih kompleks.
WebEx bertahan karena hanya ada sedikit saja persaingan di pasar. Tapi semuanya tidak akan tetap sama untuk waktu yang lama.
Yuan menyadari kekurangan WebEx. Faktanya, dia menyarankan perubahan, tetapi peringkat manajemen di atasnya tidak sejalan dengan itu.
Setelah menghadapi banyak perlawanan dari manajemen atas, dia pun akhirnya pergi meninggalkan perusahaan itu. Segala waktu yang ia habiskan di WebEx memberinya pelajaran yang sangat berharga.
Di dalam sebuah wawancara, ia pernah berkata “Sebelum aku meninggalkan Cisco, aku sering menghabiskan waktu untuk bicara dengan pelanggan WebEx, setelah meeting berakhir, aku merasa amat sangat malu karena melihat para pelanggan dengan raut wajah yang tidak puas akan pelayanan kami.”
“Aku melihat banyak pelanggan yang kecewa, dan mulai menyadari apa saja permasalahan yang mereka hadapi. Pada akhirnya, aku menyadari bahwa permasalahan yang mereka miliki adalah sebuah teka-teki yang baru, yang menunggu untuk dipecahkan”.
Zoom di harmony
Dengan begitu, ia membawa filosofi untuk bisa memberikan pelayanan yang terbaik untuk pelanggan sehingga mereka tidak akan merasakan kekecewaan. Dia memahami semua masalah baru ini dan memutuskan untuk membuat perangkat lunak konferensi video untuk menyelesaikannya.
Ia pun juga diikuti oleh beberapa kolega dengan faham yang sama. Dalam sebuah wawancara dengan Forbes, Yuan ingat bahwa 40 insinyur pergi bersamanya untuk mengejar tujuan ini.
Investor juga mempercayainya. Pada tahun 2011, dia mengumpulkan $ 3 juta untuk memulai idenya dan dalam dua tahun, dia telah membuat iterasi Zoom pertama dan di sini kita harus menyoroti elemen kunci dalam strateginya.
Dia menciptakan Zoom dengan dasar yang mengutamakan kualitas video terlebih dahulu. Perusahaan lain, seperti Skype, telah membuat audio terlebih dahulu dan kemudian menyesuaikan dengan video, yang terbukti memiliki biaya produksi yang lebih mahal.
Dengan Zoom, para Beta Tester sangat senang dengan produk ini dan, setelah menyelesaikan beberapa masalah, diluncurkan pada Januari 2013. Sejak awal, Zoom sudah menjadi sukses besar, dan hingga Mei, Zoom mengklaim bahwa mereka telah mencapai 1 juta peserta.
Dengan peluncuran tersebut, mereka meraih putaran pendanaan lain, kali ini sebesar $ 10 juta, dengan penilaian sekitar $ 25 juta. Dan pada akhir 2013, putaran pendanaan lainnya memberi mereka $ 6 juta lebih banyak dan menggandakan penilaian perusahaan.
Pada 2014, Zoom mengklaim 10 juta pengguna, dan terus berkembang hingga saat ini.
Kelebihan
● Kapasitas yang Besar
Zoom sejauh ini memiliki kapasitas rapat tertinggi dari semua platform konferensi video yang populer. Kamu bisa bertemu dengan 500 orang sekaligus dalam panggilan Zoom, dan sistem tidak akan eror sama sekali.
Kami menguji pertemuan yang dihadiri sekitar 450 orang, dan sistemnya bekerja dengan baik. Audio dan video masuk dengan jelas, dan Screen Sharing berfungsi sebagaimana mestinya.
Jika kamu sedang mencari aplikasi konferensi video untuk perusahaan besar ataupun kuorum yang besar, maka Zoom akan menjadi pilihan yang sangat masuk akal. Kamu mungkin bisa menghubungi seluruh anggota perusahaanmu dalam panggilan yang sama, yang sangat membantu para pekerja dari jarak jauh.
zoom di thetreatpost
● Kualitas Video Streaming yang Baik
Data koneksi internet dari Zoom menunjukkan tingkat latency 17ms untuk Send dan 24 ms untuk Receive. Serta, Frekuensi untuk Send atau Receive berada dalam tingkat yang sama, 24 kHz.
Oke, jadi apa arti semua angka itu? Stat utama yang ingin kamu perhatikan adalah tingkat latensi. Latensi mengacu pada berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengirim dan menerima data audio / video selama panggilan Zoom.
Dalam kasus ini, dibutuhkan 17 milidetik dari saat kamu mengatakan sesuatu sampai akhirnya didengar di telepon. Kemudian kamu perlu 24 milidetik untuk melihat apa yang dikatakan dan dilakukan orang lain.
Menurut perusahaan teknologi raksasa Cisco (yang memiliki Webex), apapun yang kurang dari latensi 250 milidetik dapat diterima untuk konferensi video. Jadi, dengan jumlah yang jauh dibawah 250ms, kamu bisa melakukan konferensi video dengan lebih lancar.
● Mudah Digunakan Semua Orang
Salah satu aspek sebuah software bisa dikatakan sukses di pasaran adalah apabila ia bisa digunakan oleh siapa saja, dari semua kalangan usia. Itulah mengapa kita seringkali dihadapkan dengan software Zoom pada saat meeting atau kegiatan belajar mengajar di Indonesia.
Tidak hanya anak muda saja yang bisa menggunakannya, orang yang lebih tua pun tidak akan menemukan kesulitan pada saat menggunakan Zoom. User Interface dibuat sesederhana dan semudah mungkin untuk penggunaan semua kalangan usia.
Tidak hanya anak muda saja yang bisa menggunakannya, orang yang lebih tua pun tidak akan menemukan kesulitan pada saat menggunakan Zoom. User Interface dibuat sesederhana dan semudah mungkin untuk penggunaan semua kalangan usia.
Kekurangan
● Permasalahan Privacy
Beberapa pengguna mengeluhkan aktivitas pencurian data personal yang mereka miliki karena adanya aplikasi Zoom ini. Hal ini juga tambah mengkhawatirkan berkat adanya berita serupa yang tersebar di Internet.
● Kurangnya Optimasi di Platform PC
Zoom seringkali digunakan melalui PC, dan beberapa orang juga sempat mengalami bug atau glitch pada saat penggunaan Zoom, seperti aplikasi yang sering menutup sendiri, Audio glitch, ataupun gambar yang terkesan kabur.
● Fitur yang Hilang
Aplikasi ini berisi fitur-fitur yang berguna seperti Screen Sharing, Chat, Audio Camera Control, ataupun background virtual. Nah, beberapa pengguna melaporkan bahwa fitur-fitur ini seringkali hilang dari Zoom, dan mengharuskan mereka merestart ulang aplikasinya untuk bisa menikmati segala fitur yang ada.
Jadi, Zoom adalah contoh bagus dari perusahaan yang melakukan tiga hal dengan benar: bekerja keras untuk memecahkan masalah besar, mereka bertujuan untuk masalah yang memengaruhi banyak orang dan, sementara itu, juga berfokus pada pelanggan.
Meski banyak masalah yang menerpa, seperti isu mengenai Zoom yang mengambil data personal pelanggannya, ataupun permasalahan dengan Apple, Zoom masih bisa dijadikan sebagai alat konferensi terpercaya. Fitur dan layanan yang ditawarkan bisa digunakan dengan baik, terutama pada masa krisis seperti ini.