Jika membahas mengenai universitas terbaik, tertua, dan terbesar di Indonesia, salah satu jawabannya pastilah Universitas Gadjah Mada (UGM).
Menurut UniRank (dahulu bernama 4ICU atau 4 International Colleges and Universities), Universitas yang berlokasi di Yogyakarta tersebut menduduki peringkat 1 pada kategori “Top 200 Universities in Indonesia” dan peringkat 43 pada “Top 200 Universities in Asia”. Sedangkan menurut QS World University Rankings, UGM tercatat pada peringkat 401-410.
Arti Nama “Gadjah Mada”
Kata “Gadjah Mada” dalam “Universitas Gadjah Mada” diambil dari nama seorang patih kerajaan Majapahit. Jabatan patih sendiri adalah jabatan yang setara dengan Perdana Menteri pada masa Kerajaan Nusantara kuno.
Kerajaan Majapahit berdiri pada tahun ±1293M oleh Raden Wijaya dan berpusat di Jawa Timur. Kerajaan Hindu-Buddha ini mencapai puncak kejayaan pada masa kekuasaan Hayam Wuruk dengan menaklukan hampir seluruh wilayah Nusantara. Dibalik keberhasilan Hayam Wuruk, terdapat tokoh yang menjadi sorotan yakni Mahapatih Gajah Mada.
Gajah Mada terkenal dengan Sumpah Palapa yang memiliki inti bahwa Patih Gajah Mada tidak akan menikmati palapa (tidak akan bersenang-senang) sebelum berhasil mempersatukan wilayah Nusantara dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Sumpah ini diikrarkan oleh Gajah Mada pada pertemuan pejabat tinggi Majapahit di Balairung.
Seturut sumpahnya, Gadjah Mada berhasil menaklukkan hampir seluruh wilayah Nusantara. Sosoknya yang pekerja keras menjadikannya sebagai teladan masyarakat Indonesia.
Lambang UGM
Lambang UGM terdiri dari surya di bagian tengah yang memancarkan lima kumpulan sinar berwarna kuning emas. Di sekitar surya itu, terdapat lima songkok berwarna putih dengan lima tombak kuning di antaranya.
Surya dengan lima kumpulan sinar melambangkan bahwa UGM adalah Universitas Pancasila yang memancarkan ilmu pengetahuan, kenyataan, dan kebajikan. Setiap kesatuan sinar terdiri dari sembilan belas sorot sinar yang memiliki makna angka 19 yaitu tanggal pendirian UGM secara resmi. Lima kesatuan sinar tersebut disebut sebagai kartika atau bintang segi lima. Kartika memiliki makna “satu” dan surya kembar dalam kartika memiliki makna “dua”. Hal ini merujuk ada angka 12 yang berarti nomor bulan Desember, bulan dimana UGM berdiri. Lima songkok dan lima tombak yang “melindungi” surya berarti melambangkan sifat pahlawan yang selalu siap sedia dan waspada dengan berasaskan Pancasila. Warna putih pada songkok melambangkan kesucian.
Keseluruhan lambang UGM dimana setiap komponennya berjumlah lima ini memiliki makna bahwa UGM mempunyai dasar, sifat, dan tujuan, hakekat pahlawan, serta perjuangan nasional demi Pancasila
Lokasi UGM
UGM berlokasi di Bulaksumur, Caturtunggal, kecamatan Depok, kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas area UGM saat ini ±300 hektar dengan di atasnya berdiri lebih dari 670 gedung. Gedung pusat UGM atau yang sering disebut Balairung UGM dibangun dengan konsep Tri Hitta Karana yang berarti sumbu gedung pusat ini sejajar dengan garis lurus imajiner kosmologi yang menghubungkan Gunung Merapi di utara, Kraton Yogyakarta di tengah, dan Laut Kidul di bagian selatan.
Arsitek Pangeran Hadinegoro (putra Paku Buwono X) menempatkan bagian depan gedung pusat UGM menghadap Gunung Merapi. Pintu masuk dan gerbang utama UGM diletakkan menghadap selatan dengan tujuan agar tidak membelakangi Kraton Yogyakarta.
Konsep Tri Hitta Karana diambil dari konsep pada agama Hindhu yang berarti “Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan”. Garis imajiner ini menyiratkan keselarasan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam. Alam yang dimaksud disini diwakili oleh Gunung Merapi sebagai Api, Krraton Yogyakarta sebagai Tanah, dan Laut Kidul sebagai Air.
Perkembangan UGM
Universitas milik pemerintah Indonesia ini didirikan secara resmi pada tanggal 19 Desember 1949 oleh Ir. Soekarno sebagai Universitas yang bersifat nasional. Pada masa awal perkembangannya, UGM telah mampu memberi bukti pengabdiannya pada bangsa Indonesia dengan menyumbangkan rumusan Pancasila sebagai dasar negara dan mengembangkan Program Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM) – yang nantinya berkembang menjadi Program Kuliah Kerja Nyata – untuk membantu pendidikan khususnya di luar Pulau Jawa.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 37 tahun 1950, UGM memiliki enam fakultas yaitu :
- Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi
- Fakultas Hukum, Sosial, dan Politik
- Fakultas Teknik
- Fakultas Sastra, Pedagogik, dan Filsafat
- Fakultas Pertanian
- Fakultas Kedokteran Hewan
Keenam fakultas tersebut sampai pada tahun 2018 telah berkembang menjadi 18 fakultas, 1 sekolah vokasi, dan 1 sekolah pascasarjana (S-2 dan S-3) dengan total 125 departemen dan 263 program studi. Keseluruhan program studi itu sudah terakreditasi A. Ke-18 fakultas tersebut adalah :
- Fakultas Biologi
- Fakultas Ekonomika dan Bisnis
- Fakultas Farmasi
- Fakultas Filsafat
- Fakultas Geografi
- Fakultas Hukum
- Fakultas Ilmu Budaya
- Fakultas Isipol
- Fakultas Kedokteran
- Fakultas Kedokteran Gigi
- Fakultas Kedokteran Hewan
- Fakultas Kehutanan
- Fakultas MIPA
- Fakultas Pertanian
- Fakultas Peternakan
- Fakultas Psikologi
- Fakultas Teknik
- Fakultas Teknologi Pertanian
Hingga Februari 2018, UGM tercatat telah meluluskan 309.641 alumni yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia dan dunia. Sedangkan mahasiswa baru yang tercatat pada tahun ajaran 2017/2018 sebesar 14.154 orang.
Dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, UGM saat ini memiliki 4.468 tenaga pengajar yang terdiri dari 351 profesor, 626 associate professor, 755 assistant professor, 1.101 dosen, dan 1.635 tenaga profesional lainnya.
Visi dan Misi UGM
UGM yang dikenal masyarakat sebagai universitas kerakyatan dan universitas riset memiliki visi sebagai pelopor perguruan tinggi nasional berkelas dunia yang unggul dan inovatif, mengabdi kepada kepentingan bangsa dan kemanusiaan dijiwai nilai-nilai budaya bangsa berdasarkan Pancasila. Untuk mewujudkan visi tersebut, UGM memiliki misi melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat serta pelestarian dan pengembangan ilmu yang unggul dan bermanfaat bagi masyarakat.
Salah satu bukti nyata perwujudan misi UGM pada masyarakat Indonesia adalah adanya program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Program ini telah dimulai sejak tahun 1971 dan sekarang merupakan program kegiatan yang wajib dilakukan mahasiswa sebagai mata kuliah wajib. Pada tahun 2006, KKN yang diberlakukan di UGM adalah KKN-PPM (KKN Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat) dimana mahasiswa akan menggunakan program ini sebagai proses pembelajaran sekaligus wadah pemberdayaan masyarakat.
Sebagai universitas riset, UGM selalu melibatkan mahasiswanya dalam setiap kesempatan perlombaan dengan sebelumnya melakukan pembinaan pengembangan penalaran mahasiswa melalui program-program forum akademik dan lomba karya ilmiah mahasiswa. Salah satu kegiatan yang diikuti UGM secara tahunan adalah kegiatan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa). Program ini diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dimana telah dibakukan dan terjadwal dengan jelas. Mahasiswa secara berkelompok akan dibebaskan untuk mengikuti kegiatan ini untuk mengasah ilmu teoritis dan keahlian yang mereka miliki.
Pelayanan UGM untuk Mahasiswa
Dalam pengelolaan pembelajaran baik kegiatan akademis maupun non akademis, UGM juga menyediakan pelayanan bagi mahasiswanya dalam hal beasiswa, pelayanan kesehatan, pemberian bantuan dan izin kegiatan mahasiswa, peminjaman fasilitas penunjang kegiatan mahasiswa, dan peningkatan pertumbuhan kepempimpinan berkualitas.
Pada pemberian beasiswa, setidaknya tercatat lebih dari 56 sumber dana beasiswa (sebagai contoh : Yayasan Astra Honda Motor, Mandiri Prestasi, Djarum, Pertamina, Unilever, dll) yang ditawarkan di UGM dengan besar beasiswa dan waktu penawaran yang beragam. Penerima beasiswa akan mengikuti jalur seleksi terlebih dahulu untuk menentukan apakah sesuai dengan syarat dan ketentuan pihak pemberi beasiswa atau tidak.
Dalam bidang pelayanan kesehatan mahasiswa, UGM menyediakan asuransi kesehatan dan asuransi kecelakaan diri mahasiswa. Seluruh kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan mahasiswa akan dikelola oleh GMC (Gadjah Mada Medical Center) Health Center dan Rumah Sakit Akademik.
UGM juga menyediakan peminjaman faslitas untuk menunjang kegiatan mahasiswa seperti stadion pancasila, lapangant tenis outdoor, gelanggang mahasiswa, dan fasilitas lain yang terdapat di setiap fakultas.
Pada pertengahan 2011, UGM menyelenggarakan layanan sepeda kampus. Layanan ini bertujuan untuk menggalakkan budaya bersepeda di lingkungan UGM. Sepeda yang dilengkapi keranjang sepeda di depannya ini dapat dipinjam di stasiun yang tersedia. Terhitung pada 2015, ada 14 stasiun yang terletak di menyebar di seluruh area kampus UGM. Syarat untuk meminjam sepeda kampus ini cukup praktis, yaitu dengan menunjukkan kartu identitas resmi seperti KTM untuk mahasiswa, kartu pegawai untuk karyawan/dosen, dan KTM/SIM untuk tamu/mitra UGM. Sepeda kampus dapat diakses pada hari Senin-Jumat pada jam kerja.
UGM juga menyediakan fasilitas asrama untuk mahasiswa baru yang berasal dari luar kota Jogja. Hunian yang diberi nama Universitas Gadjah Mada Residence (UGMR) ini dapat ditinggali mahasiswa baru selama tahun pertama masa perkuliahannya. Sampai tahun 2017, terapat enam unit UGMR yang berada di sekitas lingkungan kampus, yaitu : Darmaputera Baciro, Ratnaningsih Bulaksumur, Darmaputera Karanggayam, Darmaputera Santren, Ratnaningsih Sagan, dan Ratnaningsih Kinanti.
sumber :
https://www.topuniversities.com/
https://www.ugm.ac.id/