Zara bukanlah nama yang asing bagi para penggemar fashion terkini. Perusahaan ini termasuk dalam jajaran gerai fashion yang cukup populer di negeri ini, seperti H&M, Uniqlo, ataupun Cos, yang menawarkan pakaian khas seperti yang dipakai oleh para model di catwalk kepada pelanggan umum.
Tak jarang kita melihat Zara selalu ramai pelanggan, terutama gerai-gerainya yang ada di dalam mall. Dan tentunya hal ini ada sangkut pautnya dengan quality control dan fashion update yang selalu dilakukan oleh Zara.
Tak jarang kita melihat Zara selalu ramai pelanggan, terutama gerai-gerainya yang ada di dalam mall. Dan tentunya hal ini ada sangkut pautnya dengan quality control dan fashion update yang selalu dilakukan oleh Zara.
Kita akan membahasnya setelah kita mengenal lebih dekat mengenai perusahaan yang tengah ramai digandrungi oleh masyarakat milenium ini. Zara sendiri adalah perusahaan yang didirikan di Galicia Spanyol pada 1975, kurang lebih 45 tahun yang lalu.
Zara ada di dunia berkat adanya ide pikiran Amancio Ortega dan Rosalia Mera. Pada awalnya, Zara diberi nama Zorba.
Amancio mengambil nama itu karena terinspirasi film Zorba the Greek. Karena ada satu bar dengan nama yang sama dan letaknya berdekatan, Amancio kemudian merubah nama tokonya menjadi Zara. Pada awalnya, toko sederhana ini menghadirkan pola pakaian yang mengambil inspirasi dari desainer terkenal dengan harga yang jauh lebih terjangkau.
Pada tahun 1980 an, pola kerja perusahaan yang baru terbentuk. Ortega menggunakan sebuah taktik yang dinamakan sebagai “instant fashions” untuk bisa mengetahui bagaimana trend pakaian masa kini.
Untuk membuat taktiknya berjalan sukses, Ortega menggunakan gabungan strategi riset menggunakan teknologi terkini yang digabungkan dengan buah pikiran dari beberapa grup desainer, bukan para individual desainer. Hal ini akan memunculkan ide-ide baru yang inovatif dengan mode pakaian yang selalu terupdate.
Ekspansi perusahaan kemudian dilakukan pada tahun 1985 an, dan akhirnya mulai masuk ke pasar Indonesia belasan tahun lamanya, tepatnya di 2005. Semenjak itulah, Zara mulai menjadi salah satu toko terbaik untuk berbelanja fashion hingga saat ini.
Mungkin kamu merasa penasaran, mengapa brand seperti Zara bisa bertahan di tengah-tengah pasar fashion yang sedang berkobar. Berikut adalah review brand pakaian Zara:
Ekspansi perusahaan kemudian dilakukan pada tahun 1985 an, dan akhirnya mulai masuk ke pasar Indonesia belasan tahun lamanya, tepatnya di 2005. Semenjak itulah, Zara mulai menjadi salah satu toko terbaik untuk berbelanja fashion hingga saat ini.
Mungkin kamu merasa penasaran, mengapa brand seperti Zara bisa bertahan di tengah-tengah pasar fashion yang sedang berkobar. Berikut adalah review brand pakaian Zara:
1. Trend Pakaian Selalu Up-to-Date
brand zara di www.mainmain.id
Seperti yang telah dijelaskan diatas, founder dari Zara menggunakan metode analisis mode pakaian dengan menggunakan teknologi serta ide dari beberapa desainer terkenal. Gabungan dari kedua unsur tersebut menghadirkan model pakaian yang selalu up-to-date.
Hampir setiap dua minggu, pasti akan ada model pakaian yang baru. Proses produksi yang fleksibel ini memungkinkan Zara untuk memproduksi pakaian-pakaian secara cepat sesuai dengan permintaan pasar di musim/waktu yang berbeda.
Banyaknya informasi yang masuk bisa dimanfaatkan oleh pekerja di Zara untuk mendesain, menghasilkan, dan memasarkan pakaian secara konstan. Analisis trend dilakukan secara harian untuk membuat model-model pakaian menarik untuk dipasarkan.
Model bisnis yang cepat ini membutuhkan koordinasi yang jelas antara manajer dengan para desainer yang tersedia. Dari sana mereka bisa melakukan analisa trend, penjualan, serta mengidentifikasi reaksi pasar terhadap produk yang mereka jual. Semua dilakukan dalam kurun waktu harian.
2. Kualitas Material yang Tinggi
Ada harga ada rupa, hal ini juga ditekankan oleh Zara. Pakaian mereka hadir dengan harga yang relatif terjangkau, paling tidak bisa dibeli oleh banyak kalangan.
Yang jelas, harga yang “masuk akal” ini berbanding lurus dengan kualitas yang disajikan. Material yang digunakan adalah material yang baik dan berkualias tinggi. Tak heran jika kita bisa menemukan dompet atau tas kulit dengan harga yang bisa membuat kita menggaruk kepala.
Harga yang ditawarkan juga hasil dari buah tangan desainer terkenal yang bekerja di bawah payung Zara. Beberapa produk mungkin dihasilkan langsung oleh mereka, dan tentunya barang-barang ini memiliki harga yang lebih mahal
3. Supply Chain yang Baik
pakaian zara di wolipop.detik.com
Supply barang yang selalu ada di toko tak lepas dari rantai suplai yang baik. Zara sendiri memproduksi produk-produknya di beberapa negara seperti Spanyol, Portugal, Turki, dan Maroko.
Hal ini berbeda dengan kebanyakan perusahaan yang cenderung melakukan outsourcing ke negara-negara Asia seperti China atau Indonesia yang terkenal akan biaya produksi yang lebih murah.
Biasanya, pakaian-pakaian yang cenderung eksklusif akan diproduksi di negara benua Eropa, sedangkan untuk barang dengan masa trend jangka panjang, seperti T-Shirt misalnya, baru akan diproduksi di Asia, ya karena memang jumlah yang diproduksi akan jauh lebih banyak.
4. Diskon Menarik
Siapa yang tidak suka diskon? Mungkin hanya seorang Sultan dengan kekayaan yang tanpa batas. Untuk bisa menarik arus pelanggan yang lebih banyak lagi, Zara juga seringkali memberikan diskon. Hal ini biasanya dilakukan pada saat pergantian musim, saat barang-barang yang dijajakan di toko akan diganti dengan supply yang baru.
Istilahnya “cuci gudang”, menjual barang-barang dengan diskon yang membuat siapa saja tertarik. Diskon yang dibagikan tidak main-main, bahkan bisa mencapai 70%. Sebagai catatan, diskon tambahan juga dilakukan pada pertengahan dan pergantian tahun.
Istilahnya “cuci gudang”, menjual barang-barang dengan diskon yang membuat siapa saja tertarik. Diskon yang dibagikan tidak main-main, bahkan bisa mencapai 70%. Sebagai catatan, diskon tambahan juga dilakukan pada pertengahan dan pergantian tahun.
5. Online Shopping yang Memanjakan
Kamu tidak harus datang langsung ke toko untuk membeli pakaian, karena Zara sudah menyediakan Online Shopping. Pembeli bisa dengan bebas melihat-lihat pakaian atau produk lainnya yang sedang dijual.
Dengan mengakses situs resminya, pelanggan bisa melakukan pembelian secara online. Barang akan langsung diantara ke rumah dengan cepat dan mudah. Fitur ini tidak terbatas pada negara Amerika Serikat atau Eropa saja, namun negara kita pun sudah bisa merasakan layanan ini.
Online shopping akan sangat berguna, terutama di masa sekarang ini. Terlepas dari beberapa poin mengapa Zara dicintai banyak orang, ternyata ada beberapa kekurangan Zara yang mungkin sudah dirasakan beberapa pelanggannya.
Mengambil beberapa sampel review dari Trustpilot, yang merupakan salah satu portal review terbesar di dunia, kami menemukan pendapat yang jauh berbeda dari poin-poin yang telah dijabarkan di atas. Bahkan, brand Zara sendiri mendapatkan 1,5 dari 5 bintang saja, dengan review jelek sebanyak 75% dari 3.529 review.
Review-review ini berasal dari pelanggan yang membeli produk mereka di gerai Zara yang ada di berbagai belahan dunia, dan banyak sekali yang merasakan kekesalan dan kekecewaan.
1. Customer Service yang Buruk
Salah satu faktor yang dianggap sebagai kekurangan fatal dari brand Zara adalah customer service. Tentu hal ini bisa berbeda di tiap tokonya, karena Zara sendiri mempunyai lebih dari ribuan toko.
Beberapa pelanggan mengeluhkan etika yang kurang baik dari para staff dan manager saat mereka menghadapi masalah. Manager yang menjanjikan berkomunikasi lewat telepon dalam 24 jam juga tidak menepati janjinya.
Banyaknya keluhan ini menandakan bahwa banyak gerai Zara yang masih kurang dalam hal etika dan kesopanan pada saat menghadapi pelanggan. Kasus-kasus serupa banyak terjadi di toko-toko yang ada di luar Indonesia, dan mayoritas terjadi di Amerika Serikat.
2. Pengiriman yang Bermasalah
Pengantaran barang yang tepat waktu adalah sesuatu yang diharapkan oleh pelanggan. Sayangnya, tidak semua toko bisa menepati janjinya.
Beberapa mengeluhkan barang yang dibeli tidak diantar sampai ke rumah. Lebih parahnya lagi, seorang pelanggan mendapat notifikasi email atas barang yang tidak ia beli
Kemudian ada beberapa review menyatakan barang yang mereka beli justru diantar ke alamat yang salah, padahal informasi mengenai alamat mereka sudah dicantumkan dengan benar pada saat pembelian di situs resmi Zara.
Kemudian ada beberapa review menyatakan barang yang mereka beli justru diantar ke alamat yang salah, padahal informasi mengenai alamat mereka sudah dicantumkan dengan benar pada saat pembelian di situs resmi Zara.
3. Kebijakan Retur yang Aneh
Toko-toko memiliki kebijakannya masing-masing dalam hal logistik ataupun retur barang. Zara pun juga memiliki aturan tersendiri.
Meski belum jelas apakah hal ini terjadi di semua toko Zara, beberapa pelanggan menilai kebijakan retur yang mereka rasakan cukup aneh. Pasalnya, kebijakan retur menyatakan barang yang dibeli bisa dikembalikan dalam kurun waktu 30 hari saja.
Di luar itu, mereka tidak akan mau untuk memberikan refund. Pengalaman yang tidak menyenangkan dirasakan oleh salah satu pembeli. Barang yang dibelinya tidak kunjung diantar ke rumah saat mendekati 30 hari.
Setelah dilihat, barang yang ia beli ternyata tidak sesuai dengan keinginan. Meski masih dalam keadaan belum dibuka dan dipakai sama sekali, gerai Zara tidak mau menerimanya kembali karena waktu sudah lebih dari 30 hari, meski keterlambatan pengantaran sebenarnya disebabkan oleh buruknya logistik.
4. Masalah di Aplikasi Zara
busana zara di wolipop.detik.com
Meski Zara sudah memiliki situs resmi, beberapa pelanggan merasakan pengalaman yang tidak mengesankan pada saat pembelian online. Situs sering mengalami lag, dan barang seringkali tidak diantar ke tangan pelanggan.
Banyak pengguna yang mengeluhkan hal ini, dan masih menunggu tanggapan resmi dari Zara hingga saat ini. Seperti yang kamu lihat, brand sebesar Zara pun masih mempunyai beberapa masalah vital yang harus diperbaiki.
Masalah yang berkaitan dengan pelayanan pada pelanggan tentu akan menimbulkan dampak buruk bagi penjualan dan tentunya bukanlah hal yang remeh untuk dipertimbangkan.