Wabah dan epidemi telah menghancurkan umat manusia sepanjang keberadaannya, seringkali mengubah jalannya sejarah. Sepanjang perjalanan sejarah, wabah penyakit telah menghancurkan umat manusia, terkadang mengubah jalannya sejarah dan, terkadang, menandakan akhir dari seluruh peradaban.
Kurangnya informasi mengenai sebuah penyakit yang mudah menyebab menimbulkan kehancuran kehidupan manusia di masa lampau. Minimnya pengetahuan menyebabkan mereka menganggap bahwa wabah yang sedang melanda sebagai tanda-tanda akhir dari sebuah jaman.
Era teknologi dan inovasi medis yang sudah semakin maju membuat kita hampir tidak dapat membayangkan masa di mana flu biasa bisa berujung pada kematian. Pasti masih ada epidemi di zaman kita, seperti misalnya wabah Ebola maupun Corona yang terjadi baru-baru ini.
Namun, epidemi di masa lalu melibatkan jauh lebih banyak korban yang berjatuhan.
Meski menimbulkan luka kelam dari masa lalu, beberapa wabah bisa dijadikan sebagai sumber pengetahuan untuk mencegah kejadian serupa terjadi di masa mendatang. Dan berikut adalah beberapa wabah dunia yang mematikan yang hampir memusnahkan manusia:
Meski menimbulkan luka kelam dari masa lalu, beberapa wabah bisa dijadikan sebagai sumber pengetahuan untuk mencegah kejadian serupa terjadi di masa mendatang. Dan berikut adalah beberapa wabah dunia yang mematikan yang hampir memusnahkan manusia:
1. Epidemi Masa Prasejarah (ribuan
tahun sebelum Masehi)
Sekitar 5.000 tahun yang lalu, sebuah epidemi melenyapkan sebuah desa prasejarah di daerah Tiongkok. Mayat orang mati dimasukkan ke dalam rumah yang kemudian langsung dibakar begitu saja.
Tidak ada kelompok usia yang selamat, karena kerangka remaja, dewasa muda dan orang paruh baya ditemukan di dalam rumah. Area tersebut dinamakan sebagai "Hamin Mangha" dan yang menjadi satu situs prasejarah yang ada di daerah timur laut Cina.
Studi arkeologi dan antropologi menunjukkan bahwa epidemi terjadi cukup cepat sehingga tidak ada waktu untuk penguburan yang layak, dan situs tersebut tidak dihuni lagi. Kebanyakan penduduk akan segera mengurus mayat dengan cara yang paling cepat, yakni membakar mayat beserta dengan rumah yang sempat dihuninya.
Tidak ada kelompok usia yang selamat, karena kerangka remaja, dewasa muda dan orang paruh baya ditemukan di dalam rumah. Area tersebut dinamakan sebagai "Hamin Mangha" dan yang menjadi satu situs prasejarah yang ada di daerah timur laut Cina.
Studi arkeologi dan antropologi menunjukkan bahwa epidemi terjadi cukup cepat sehingga tidak ada waktu untuk penguburan yang layak, dan situs tersebut tidak dihuni lagi. Kebanyakan penduduk akan segera mengurus mayat dengan cara yang paling cepat, yakni membakar mayat beserta dengan rumah yang sempat dihuninya.
2. Wabah Antonine (165 - 180)
Wabah mematikan di id.wikipedia.org
Ketika tentara kembali ke Kekaisaran Romawi dari peperangan, mereka membawa kembali lebih dari sekedar rampasan kemenangan. Wabah Antonine, yang mungkin merupakan salah satu bentuk mematikan dari cacar, menghancurkan tentara dan mungkin telah menewaskan lebih dari 5 juta orang di kekaisaran Romawi.
Banyak sejarawan percaya bahwa epidemi pertama kali dibawa ke Kekaisaran Romawi oleh tentara yang pulang setelah perang melawan Parthia. Epidemi berkontribusi pada berakhirnya Pax Romana (Perdamaian Romawi), pada periode dari 27 SM sampai tahun 180 M, ketika Roma berada di puncak kekuasaannya.
Setelah 180 M, ketidakstabilan tumbuh di seluruh Kekaisaran Romawi, karena mengalami lebih banyak perang saudara dan invasi oleh kelompok "barbar". Agama Kristen menjadi semakin populer setelah wabah itu terjadi.
3. Wabah Yustinianus (541-542 M)
Kekaisaran Bizantium dirusak oleh wabah pes, yang menandai dimulainya kemundurannya. Wabah ini kembali muncul kembali secara berkala setelahnya dan beberapa perkiraan menunjukkan bahwa hingga 10% populasi dunia meninggal akibat wabah ini.
Wabah ini dinamakan dengan nama Kaisar Bizantium Justinian (memerintah tahun 527-565 M). Di bawah pemerintahannya, Kekaisaran Bizantium mencapai jangkauan terbesarnya, menguasai wilayah yang membentang dari Timur Tengah hingga Eropa Barat.
Justinianus membangun katedral besar yang dikenal sebagai Hagia Sophia ("Kebijaksanaan Suci") di Konstantinopel (Istanbul modern), ibu kota kekaisaran. Justinianus juga jatuh sakit karena wabah itu dan selamat;
Meskipun Sang Kaisar selamat, kerajaannya secara bertahap kehilangan wilayahnya setelah wabah melanda karena rusaknya jalur ekonomi dan meninggalnya banyak penduduk.
4. The Black Death (1346 sampai
1353)
Wabah pes belum mencapai puncaknya di Era Yustiniatus. Wabah yang dinamakan sebagai The Black Death atau Kematian Hitam ini menjadi salah satu sejarah wabah yang paling buruk di sepanjang sejarah umat manusia.
Black Death menyebar dari Asia ke Eropa, meninggalkan kehancuran di belakangnya. Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa wabah ini telah memusnahkan lebih dari setengah populasi Eropa.
Hal ini bisa terjadi disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis yang kemungkinan besar telah punah saat ini dan disebarkan oleh kutu pada hewan pengerat yang terinfeksi, dan kebanyakan adalah hewan yang berwarna hitam yakni tikus. Mayat korban dimakamkan di kuburan massal.
Wabah mengubah jalannya sejarah Eropa. Dengan begitu banyak yang meninggal, tenaga kerja menjadi lebih sulit ditemukan, tuntutan gaji yang lebih baik bagi para pekerja ada dimana-mana dan berakhirnya sistem perbudakan Eropa.
Studi menunjukkan bahwa pekerja yang bertahan memiliki akses yang lebih baik ke daging dan roti berkualitas lebih tinggi. Kurangnya tenaga kerja murah mungkin juga berkontribusi pada inovasi teknologi.
5. Wabah Demam Kuning (1793)
Demam Kuning di covid19.kemkes.go.id
Ketika demam kuning melanda Philadelphia, yang menjadi ibukota Amerika Serikat pada saat itu, para pejabat keliru mempercayai bahwa budak kebal akan wabah ini. Akibatnya, para abolisionis meminta orang-orang asal Afrika direkrut untuk merawat orang sakit.
Penyakit ini dibawa dan ditularkan oleh nyamuk, yang mengalami ledakan populasi selama cuaca musim panas yang sangat panas dan lembab di Philadelphia tahun itu. Tidak sampai musim dingin tiba, saat dimana nyamuk-nyamuk itu mati, barulah epidemi akhirnya berhenti.
Pada saat itu, lebih dari 5.000 orang telah meninggal.
6. Wabah Influenza (1889-1890)
Di era industri modern, jaringan transportasi baru mempermudah virus influenza untuk membuat kekacauan. Hanya dalam beberapa bulan, penyakit ini menyebar ke seluruh dunia, menewaskan 1 juta orang, dan dalam tempo lima minggu saja sampai epidemi mencapai puncak kematian.
Kasus paling awal dilaporkan di Rusia. Virus itu menyebar dengan cepat ke seluruh St. Petersburg sebelum menyebar dengan cepat ke seluruh Eropa dan seluruh dunia, meskipun dulu penerbangan udara masih belum ada.
7. Polio (1916)
Epidemi polio yang dimulai di Kota New York menyebabkan 27.000 kasus dan 6.000 kematian di Amerika Serikat. Penyakit ini terutama menyerang anak-anak dan terkadang membuat siapapun yang selamat menjadi cacat permanen.
Penyakit ini terjadi secara sporadis di Amerika Serikat hingga vaksin Salk dikembangkan pada tahun 1954. Saat vaksin tersedia secara luas, kasus di Amerika Serikat menurun drastis.
Kasus polio terakhir di Amerika Serikat dilaporkan pada 1979. Upaya vaksinasi di seluruh dunia telah sangat mengurangi penyakit ini, meskipun belum sepenuhnya diberantas.
8. Flu Spanyol (1918-1920)
Flu Spanyol di nasional.kompas.com
Diperkirakan 500 juta orang dari Laut Selatan sampai Kutub Utara menjadi korban Flu Spanyol. Seperlima dari mereka meninggal, dengan beberapa komunitas masyarakat didorong ke ambang kepunahan.
Penyebaran dan kematian flu ditambah dengan kondisi tentara yang menyedihkan dan gizi buruk pada masa perang yang dialami banyak orang selama Perang Dunia I. Meski namanya Flu Spanyol, penyakit itu kemungkinan besar tidak dimulai di Spanyol.
Spanyol adalah negara netral selama perang dan tidak menerapkan sensor ketat terhadap persnya, yang karenanya dapat dengan bebas menerbitkan laporan awal penyakit tersebut. Akibatnya, orang-orang salah percaya bahwa penyakit itu khusus untuk Spanyol, dan nama Flu Spanyol akhirnya menjadi melekat.
Penyebaran dan kematian flu ditambah dengan kondisi tentara yang menyedihkan dan gizi buruk pada masa perang yang dialami banyak orang selama Perang Dunia I. Meski namanya Flu Spanyol, penyakit itu kemungkinan besar tidak dimulai di Spanyol.
Spanyol adalah negara netral selama perang dan tidak menerapkan sensor ketat terhadap persnya, yang karenanya dapat dengan bebas menerbitkan laporan awal penyakit tersebut. Akibatnya, orang-orang salah percaya bahwa penyakit itu khusus untuk Spanyol, dan nama Flu Spanyol akhirnya menjadi melekat.
9. AIDS (1981-saat ini)
AIDS telah merenggut sekitar 35 juta nyawa sejak pertama kali diidentifikasi. HIV, yang merupakan virus penyebab AIDS, kemungkinan besar berkembang dari virus simpanse yang ditularkan ke manusia di Afrika Barat pada 1920-an.
Virus menyebar ke seluruh dunia, dan AIDS menjadi pandemi pada akhir abad ke-20. Sekarang, sekitar 64% dari perkiraan 40 juta orang yang hidup dengan human immunodeficiency virus (HIV) tinggal di sub-Sahara Afrika.
Selama beberapa dekade, penyakit ini tidak dapat disembuhkan, tetapi pengobatan yang dikembangkan pada tahun 1990-an sekarang memungkinkan orang dengan penyakit tersebut untuk mengalami masa hidup yang normal dengan pengobatan yang teratur. Yang lebih menggembirakan, dua orang telah sembuh dari HIV pada awal 2020.
10. Virus Zika (2015-saat ini)
Dampak epidemi Zika baru-baru ini di Amerika Selatan dan Amerika Tengah tidak diketahui selama beberapa tahun. Sementara itu, para ilmuwan berpacu dengan waktu untuk mengendalikan virus ini.
Virus Zika biasanya menyebar melalui nyamuk dari genus Aedes, meski bisa juga ditularkan secara seksual pada manusia. Meskipun biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa atau anak-anak, Zika dapat menyerang bayi yang masih dalam kandungan dan menyebabkan cacat lahir.
Jenis nyamuk yang membawa Zika berkembang paling baik di iklim hangat dan lembab, menjadikan Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan sebagian wilayah utama Amerika Serikat sebagai area yang cocok untuk berkembang biaknya virus.
Kesepuluh wabah yang sudah kami ceritakan tadi menggambarkan betapa mematikannya penyakit-penyakit yang bisa menyebar dengan cepat. Pada saat ini, kita sedang dilanda wabah Corona yang mengancam nyawa banyak orang.
Semoga saja, vaksin bisa ditemukan secepatnya. Tetap sehat, semangat, dan selalu jaga diri.