Sex education di Indonesia masih sangat tabu untuk dibahas. Tidak peduli dari kalangan keluarga atas atau bawah, membahas sex pada anak adalah hal yang sangat dihindari. Padahal angka pelecehan terhadap anak di bawah umur, khususnya di Indonesia sangat tinggi.
Harusnya sex education jadi hal yang harus dilakukan, tapi kebanyakan para orang tua bingung tentang bagaimana harus memulai membicarakan sex education kepada anak mereka. Anak sebenernya merasa sungkan jika membahas alat vital karena takut di hakimi oleh orang tuanya.
belajar sex edu di pixabay.com
Orang tua sendiri memegang peran dan harus bertanggung jawab memberikan penjelasan tentang sex education. Kali ini kita akan membahas bagaimana cara memulai sex education pada anak dan betapa pentingnya sex education.
Hal yang akan di dapatkan ketika kita menerapkan sex education pada anak
Ketika kita mengenalkan seluruh bagian tubuh kepada anak, maka dia akan menghargai tubuh miliknya sendiri. Dengan begini dia akan lebih menjaga tubuhnya dengan lebih baik. Kita memberikan pengetahuan tentang bagian tubuh mana saja yang merupakan privasi. Bagian tubuh mana saja yang boleh dan tidak boleh di sentuh oleh sembarang orang.
Dengan mengetahui bahwa ada bagian tubuhnya yang istimewa, yang tidak boleh disentuh oleh sembarang orang. Anak akan menghargai tubuhnya sendiri dan tentu tubuh orang lain. Karena dia sadar setiap manusia memiliki bagian tubuh yang tidak boleh di sentuh sembarangan.
Ketika kita sebagai orang tua menganggap sex bukanlah hal yang tabu untuk di perbincangkan, maka dengan sendirinya anak akan lebih terbuka kepada kita. Dia akan merasa aman dan nyaman karena mengatahui bahwa dia membicarakannya dengan orang yang tepat.
Jadilah pendengar yang baik saat anak bercerita, jangan menyanggahnya saat dia berbicara dan jangan terlalu cepat marah. Hal yang di takutkan ketika kita marah saat anak bercerita tentang masalah sex adalah dia tidak akan bercerita lagi kepada kita. Setelah anak selesai bercerita, itu adalah saatnya peran kita sebagai orang tua untuk mengarahkannya.
Pengetahuan yang di dapatkan dari orang tua bisa menjadi landasan bagi anak agar bisa melindungi tubuhnya dengan baik. Dia akan berhati-hati jika mendapatkan pelecehan atau ancaman yang mengarah kepada dirinya. Tentu kita juga harus mengajarkan kepada anak pentingnya mengatakan “tidak mau” jika ada orang yang memaksa menyentuh bagian terlarang milik kita.
Ketika kita mengajarkan anak untuk speak up, maka anak akan lebih berani ketika menghadapi pelecehan. Pelaku pelecehan tidak akan melanjutkan aksinya jika calon korban lebih berani menolak dan bersuara tidak.
Ketika memasuki masa pubertas, biasanya orang tua yang tidak menerapkan sex education sejak dini akan mengalami kesulitan ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan anak tentang perubahan pada dirinya. Ini adalah keunggulan jika kita menerapkan sex education sejak dini kepada anak kita. Mereka akan lebih siap menerima perubahan-perubahan tersebut.
Ketika memasuki usia remaja tentuk hal yang paling ditakutkan oleh orang tua adalah ketika anaknya terjerat dengan sex bebas. Ketika kita mengajarkan anak kita tentang sex education maka anak akan secara alamiah memproteksi dirinya dan sangat paham bahaya yang mengintai ketika terjun ke dalam sex bebas.
Itu adalah hal yang akan kita dapatkan sebagai orang tua ketika kita memberikan sex education kepada anak sejak usia dini. Penting juga untuk memberikan macam-macam bentuk pelecehan kepada anak.
Mengenal Seluruh Tubuhnya
Ketika kita mengenalkan seluruh bagian tubuh kepada anak, maka dia akan menghargai tubuh miliknya sendiri. Dengan begini dia akan lebih menjaga tubuhnya dengan lebih baik. Kita memberikan pengetahuan tentang bagian tubuh mana saja yang merupakan privasi. Bagian tubuh mana saja yang boleh dan tidak boleh di sentuh oleh sembarang orang.
Dengan mengetahui bahwa ada bagian tubuhnya yang istimewa, yang tidak boleh disentuh oleh sembarang orang. Anak akan menghargai tubuhnya sendiri dan tentu tubuh orang lain. Karena dia sadar setiap manusia memiliki bagian tubuh yang tidak boleh di sentuh sembarangan.
Anak Akan Terbuka
Ketika kita sebagai orang tua menganggap sex bukanlah hal yang tabu untuk di perbincangkan, maka dengan sendirinya anak akan lebih terbuka kepada kita. Dia akan merasa aman dan nyaman karena mengatahui bahwa dia membicarakannya dengan orang yang tepat.
Jadilah pendengar yang baik saat anak bercerita, jangan menyanggahnya saat dia berbicara dan jangan terlalu cepat marah. Hal yang di takutkan ketika kita marah saat anak bercerita tentang masalah sex adalah dia tidak akan bercerita lagi kepada kita. Setelah anak selesai bercerita, itu adalah saatnya peran kita sebagai orang tua untuk mengarahkannya.
Anak Bisa Melindungi Tubuhnya
Pengetahuan yang di dapatkan dari orang tua bisa menjadi landasan bagi anak agar bisa melindungi tubuhnya dengan baik. Dia akan berhati-hati jika mendapatkan pelecehan atau ancaman yang mengarah kepada dirinya. Tentu kita juga harus mengajarkan kepada anak pentingnya mengatakan “tidak mau” jika ada orang yang memaksa menyentuh bagian terlarang milik kita.
Ketika kita mengajarkan anak untuk speak up, maka anak akan lebih berani ketika menghadapi pelecehan. Pelaku pelecehan tidak akan melanjutkan aksinya jika calon korban lebih berani menolak dan bersuara tidak.
Anak Akan Menerima Perubahan Pada Fisik Mereka
Ketika memasuki masa pubertas, biasanya orang tua yang tidak menerapkan sex education sejak dini akan mengalami kesulitan ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan anak tentang perubahan pada dirinya. Ini adalah keunggulan jika kita menerapkan sex education sejak dini kepada anak kita. Mereka akan lebih siap menerima perubahan-perubahan tersebut.
Anak Akan Terjauh dari Sex Bebas
Ketika memasuki usia remaja tentuk hal yang paling ditakutkan oleh orang tua adalah ketika anaknya terjerat dengan sex bebas. Ketika kita mengajarkan anak kita tentang sex education maka anak akan secara alamiah memproteksi dirinya dan sangat paham bahaya yang mengintai ketika terjun ke dalam sex bebas.
Itu adalah hal yang akan kita dapatkan sebagai orang tua ketika kita memberikan sex education kepada anak sejak usia dini. Penting juga untuk memberikan macam-macam bentuk pelecehan kepada anak.
Bentuk-Bentuk Pelecehan Sexual
pelecehan sexual di pixabay.com
Pelecehan Fisik
Pelecehan Fisik adalah pelecehan sexual yang paling sering terjadi. Pelecehan ini adalah bentuk pelecehan yang langsung melakukan kontak fisik seperti menyentuh daerah pribadi kita tanpa izin. Contohnya mencubit, menyentuh, dan menempelkan tubuhnya kepada kita.
Pelecehan Lisan
Pelecehan yang satu ini lebih kepada ucapan yang liar terhadap diri kita. Seperti mengomentari bagian tubuh, berbicara tak senonoh, dan lelucon yang mengarah kepada seks. Pelecehan bentuk ini sebenarnya sering terjadi namun, jarang ada yang sadar jika perbuatan itu masuk ke dalam pelecehan sexual.
Pelecehan Nonverbal
Pelecehan jenis ini adalah pelecehan yang paling menyebalkan. Pelecehan jenis ini adalah pelecehan yang menggunakan isyarat tubuh. Contohnya saja Bersiul, Mengedipkan sebelah mata, menjulurkan lidah, menggigit bibir, dan lain sebagainya yang mengarah kepada bagian tubuh kita.
Pelecehan Visual
Pelecehan jenis ini sekarang sedang marak karena sekarang adalah era digital. Dimana semua hal tersedia secara instan dan mudah. Bentuk pelecehan visual ini contohnya seperti mengirim gambar porno. Tentu hal seperti itu sudah masuk ke dalam pelecehan meskipun niatnya hanya bercanda.
Itu adalah bentuk-bentuk pelecehan sexual yang harus kita ajarkan kepada anak kita agar mereka tidak menjadi korban pelecehan sexual dan berani speak up ketika ada orang yang berniat melakukan pelecehan.
Tahapan Sex Education Pada Anak Sesuai Usia
keluarga di pixabay.com
Usia 1-2 Tahun
Usia anak ketika umur 1 - 2 tahun mungkin bagi sebagian orang adalah waktu yang terlalu cepat untuk menerapkan sex education kepada anak mereka. Justru sebenarnya ini adalah usia yang sangat tepat. Ketika umur 1-2 tahun, anak biasanya belajar berbicara. Ini waktu yang tepat untuk memperkenalkan bagian-bagian tubuhnya.
Gunakan bahasa yang tepat karena usia anak saat itu anak sudah bisa memahami bahasa dengan baik. Gunakanlah nama organ vital dengan nama ilmiah. Jangan gunakan bahasa umpatan seperti burung dan lain sebagainya.
Usia 3 - 5 Tahun
Usia anak saat menginjak 3 - 5 tahun biasanya mereka mulai mempertanyakan asal-usul mereka darimana. Sebagai orang tua kita harus bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan baik agar rasa penasaran anak teratasi. Jawablah sesuai dengan bahasa ilmiah. Contoh, Ibu mengandung kamu selama kurang lebih 9 bulan di rahim. Rahim itu letaknya di perut. Sampai akhirnya kamu siap terlahirkan ke dunia.
Usia 5 - 9 Tahun
Pada usia ini anak biasanya sudah mulai bertemu dengan banyak orang. Seperti di sekolah, saat bermain dan lain sebagainya. Penting sekali untuk menjelaskan pada anak bahwa ada bagian dari tubuh mereka yang istimewa dan tidak boleh disentuh oleh sembarang orang. Contohnya saja seperti orang tua pun harus meminta izin kepada anak ketika ingin menyentuh bagian istimewanya tersebut ketika memandikan anak.
Usia 9 - 11 Tahun
Usia ini biasanya sudah mulai memasuki masa pubertas. Pada usia ini anak akan mengalami berbagai macam perubah fisik dan juga beberapa fase pubertas lain seperti menstruasi dan mimpi basah. Peran kita sebagai orang tua harus memberikan mereka informasi tersebut sebelum mereka mengalaminya. Hal ini agar anak tidak kaget dan kita juga jadi ada persiapan ketika anak bertanya.
Mulai jelaskan kepada anak bahwa sekarang alat vitalnya mulai berfungsi. Seperti penis yang bisa menghasilkan sel sperma dan ovarium yang menghasilkan sel telur. Jelaskan jika sel sperma bertemu sel telur akan terjadi pembuahan dan akhirnya terjadi proses kehamilan. Itu adalah asal-usul kamu ketika kamu terlahir di dunia ini.
Usia Remaja
Pada usia ini anak mulai tertarik dengan lawan jenis dan ini adalah hal yang lumrah. Peran kita sebagai orang tua adalah berperan sebagai temannya.Jangan perah menghakiminya. Karena usia saat itu paling tidak bisa jika di hakimi. Hal paling penting saat masa remaja adalah dengan terus mengontrol anak agar terhindar dari pergaulan bebas.
Jangan larang mereka berhubungan dengan lawan jenis, biarkan anak berteman dengan lawan jenis namun tentu dengan batas yang sewajarnya. Jika dilarang biasanya anak akan jadi malas untuk terbuka dengan kita.
Itu dia cara menerapkan sex education kepada anak, tentu banyak sekali keuntungan yang kita dapatkan ketika kita menerapkan sex education kepada anak kita.
Kesimpulan
Sex education memang masih menjadi hal yang tabu di beberapa keluarga. Kebanyakan mereka bingung ingin mulai menjelaskan darimana. Kebanyakan juga para orang tua takut jika menjurus ke hal porno. Padahal sex education bukanlah hal berbau porno.
Semoga dengan artikel ini para orang tua makin banyak yang sadar akan pentingnya sex education terhadap anak mereka. Jika ada hal yang ingin di tanyakan bisa tinggalkan komentar di bawah ya.