Akan tetapi semakin ke sini sepak bola semakin dipenuhi oleh hal-hal yang melanggar sportivitas. Banyak hal yang melatarbelakangi hal tersebut, seperti adanya ambisi besar untuk memenangi sebuah kejuaraan hingga adanya motif perjudian. Bicara soal pelanggaran atau pun skandal yang ada di dalam sepak bola, pasti di benak kalian terlintas nama negara yang sangat kita cintai, Indonesia. Karena memang Liga Indonesia atau yang saat ini bernama Liga 1 sering diselimuti oleh berbagai skandal, mulai dari sepak bola gajah, pengaturan skor, hingga banyaknya sanksi yang terkesan memihak kepada salah satu pihak.
Anggapan tersebut memang tidak sepenuhnya salah, karena memang sepak bola di Indonesia masih jauh dari kata sportif. Namun apakah sepak bola Indonesia adalah sepak bola yang paling memalukan di dunia? Jawabannya adalah tidak, karena bagaimana pun sepak bola di seluruh penjuru dunia pernah dibumbui oleh berbagai skandal, mulai dari skandal ringan hingga skandal yang bisa dibilang sangat memalukan, seperti 7 skandal yang berikut ini.
Skandal ‘Daging’ Meksiko 2011
edition.cnn.com
Bicara soal Meksiko, pasti yang bakal kalian ingat adalah kartel narkoba dan pertempuran antar geng. Ya, karena memang begitu lah kondisi Meksiko saat ini. Namun di balik hal itu, Meksiko adalah sebuah negara yang cukup maju dalam hal sepak bola. Bahkan timnas Meksiko pernah meraih juara Piala Konfederasi atau yang disebut sebagai Piala Dunia ‘Mini’ pada tahun 1999 yang lalu. Selain itu, timnas Meksiko juga dihuni pemain-pemain papan atas seperti halnya Giovani dos Santos, Javier ‘Chicarito’ Hernadez, hingga Carlos Vela.
Namun siapa sangka, di balik nama besarnya timnas Meksiko juga pernah terlibat skandal, tepatnya pada tahun 2011 yang lalu. Karena jelang Gold Cup 2011, lima pemain timnas Meksiko positif menggunakan zat terlarang bernama clenbuterol. Ini adalah zat yang sering digunakan oleh artis dan juga binaragawan untuk membakar lemak secara instan. Akan tetapi berdasarkan keterangannya, kelima pemain timnas Meksiko tersebut tidak mengakui perbuatannya yang telah mengonsumsi zat clenbuterol. Mereka mengaku tidak tahu telah mengonsumsi zat tersebut, dan mereka mengklaim bahwa zat itu berada di dalam tubuh mereka akibat mengonsumsi daging yang diduga telah terkontaminasi. Tidak berhenti sampai di situ, empat pemain timnas Meksiko U-17 juga positif menggunakan zat yang sama saat tampil di Piala Dunia U-17.
Skandal Pengaturan Skor Sepak Bola Eropa 2009
Apa yang ada dibenakmu pertama kali saat mendengar kata Eropa mengenai sepak bola? Pasti yang ada dibenakmu saat itu adalah sebuah benua dengan tradisi sepak bola yang kuat. Bahkan bisa dibilang bahwa Eropa adalah salah satu benua yang menjadi kiblat sepak bola. Hal itu terbukti, di mana banyak dari negara di Eropa yang berhasil memenangkan Piala Dunia.
Meskipun demikian, sepak bola Eropa ternyata juga tidak lepas dari skandal. Karena pada tahun 2009 yang lalu, sepak bola Eropa dilanda skandal yang sangat memalukan dan bisa dibilang sebagai skandal terbesar. Bagaimana tidak, skandal kala itu melibatkan 200 pertandingan dari berbagai kompetisi, mulai dari Jerman, Belgia, Kroasia, Swiss, Turki, Slovenia, Hungaria, Bosnia Hezergovina, dan Austria. Skandal itu tidak hanya ‘menyentuh’ kompetisi domestik, namun juga melibatkan 12 pertandingan babak kualifikasi Liga Europa dan 3 pertandingan Liga Champions.
Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan oleh otoritas sepak bola Eropa, UEFA, mereka akhirnya memutuskan untuk menghukum berat klub Makedonia, FK Pobeda yang didakwa melakukan pengaturan skor ketika laga melawan klub Armenia, Pyunik. FK Pobeda pun dilarang bermain di semua kompetisi Eropa selama enam tahun. Tidak hanya itu, Presiden FK Pobeda, Aleksander Zabrcanec dan mantan kapten mereka, Nikolce Zdravevski dilarang berkecimpung di dunia sepak bola selama seumur hidup.
Skandal Pengaturan Skor Inggris 2013
www.telegraph.co.uk
Sepak bola Inggris juga pernah dirundung skandal pengaturan skor, tepatnya pada tahun 2013 yang lalu. Skandal itu terungkap setelah dua media ternama, The Sun dan The Daily Telepgraph melakukan investigasi, dan hasilnya enam orang ditangkap karena diduga terlibat dalam skandal tersebut.
Sementara itu, mantan pemain Reading dan Portsmouth, Sam Sodjie didakwa menjadi dalang utama dibalik skandal pengaturan skor tersebut. Berdasarkan keterangan, Sodjie mengakui bahwa dirinya bisa mengatur pemain di Divisi Championship (kasta kedua Inggris) untuk dengan sengaja menerima kartu kuning dalam sebuah pertandingan.
Skandal Pengaturan Skor Bundesliga 2005
Sama seperti Inggris, sepak bola Jerman juga pernah mendapat masalah terkait skandal pengaturan skor. Hal itu terjadi pada tahun 2005 yang lalu. Pada skandal tersebut, ada dua orang wasit dari kasta kedua yang didakwa terlibat di dalam permainan ‘kotor’ tersebut. Sang wasit juga diketahui terlibat aktif dalam perjudian di laga kasta kedua dan ketiga, DFB Pokal, hingga Regional Liga.
Wasit Robert Hoyzer pun dijatuhi hukuman larangan berkecimpung di dunia sepak bola selama seumur hidup. Tidak hanya itu, Robert juga dihukum dua tahun kurungan penjara karena terbukti memanipulasi empat pertandingan sepak bola di laga resmi.
Tidak hanya wasit, tiga pemain Hertha Berlin juga didakwa terlibat dalam skandal memalukan tersebut. Mereka terbukti melakukan pengaturan skor saat Hertha Berlin dikalahkan oleh tim kasta ketiga di laga lanjutan DFB Pokal.
Skandal Pemalsuan Umur Nigeria 2009
www.eurosport.com
Bicara soal Afrika, memang benua yang satu ini dianggap sebagai benua penghasil pemain sepak bola berbakat. Banyak pemain bintang yang berasal dari Afrika, seperti Emanuel Adebayor, Samuel Eto’o, Yaya Toure, Sadio Mane, hingga Mohamed Salah. Namun siapa sangka, salah satu negara dari Benua Afrika, Nigeria ternyata pernah terlibat dalam sebuah skandal pemalsuan umur pemain.
Skandal ini sebenarnya kembali menyeruak setelah Lazio memboyong pemain asal Kamerun berusia 17 tahun, Joseph Minala. Akan tetapi kemudian banyak media dari Senegal yang mengklaim bahwa Minala sudah berusia 41 tahun, jauh lebih tua dari usia yang diketahui publik.
Akan tetapi skandal pemalsuan umur terbesar adalah yang melibatkan Nigeria pada Piala Dunia U-17. Tidak tanggung-tanggung, setidaknya ada 15 pemain Nigeria U-17 yang harus dipulangkan karena diketahui memalsukan usia mereka.
Skandal Calciopoli 2006
youtube.com
Apa yang kalian ketahui tentang Italia? Ya, Italia adalah salah negara yang menjadi kiblat sepak bola di Eropa. Selain sering melahirkan para pemain bintang, Italia juga memiliki kompetisi terbaik di dunia, yakni Serie A.
Namun status Serie A sebagai salah satu kompetisi terbaik di dunia tidak membuat mereka terlepas dari skandal. Bahkan Serie A sempat dinodai oleh skandal pengaturan skor pada tahun 2006 yang lalu, yang melibatkan tim-tim elit seperti Juventus, Fiorentina, AC Milan, Lazio, dan Reggina.
Akibat melakukan permainan kotor tersebut, Juventus sampai harus rela melepas gelar juara Serie A musim 2005/06 mereka, dan terdegradasi ke kompetisi Serie B atau kasta kedua. Klub berjuluk La Vecchia Signora itu mendapat hukuman terberat dibanding pelaku lainnya, karena memang Juventus dinilai sebagai dalang atas pengaturan skor ini.
Skandal Korupsi FIFA
www.gettyimages.com
Skandal terbesar di dalam dunia sepak bola adalah korupsi FIFA. Dianggap terbesar karena FIFA adalah induk organisasi sepak bola dunia. Skandal ini pun melibatkan Sepp Butler, Presiden FIFA kala itu dan juga Michel Platini, Persiden UEFA saat itu.
Skandal korupsi ini terjadi pada saat penunjukan Qatar, negara kaya raya untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 mendatang. Akibat melakukan praktik korupsi, Sepp dan Platini dilarang berkecimpung di dunia sepak bola selama delapan tahun.
Itulah skandal terbesar yang pernah melanda sepak bola dunia. Dengan mengetahui skandal tersebut, kalian tentunya tahu bahwa bukan hanya sepak bola Indonesia yang masih jauh dari kata sportif. Meskipun demikian, skandal itu tidak untuk ditiru, dan sepak bola Indonesia wajib berbenah untuk bisa menuju ke arah yang lebih baik lagi.
Saya menulis artikel ini, karena selain saya memang jatuh hati dengan sepak bola, saya juga merasa gerah dengan anggapan banyak para pecinta sepak bola nasional yang menilai bahwa kompetisi sepak bola di Indonesia sangat buruk dan carut-marut. Meskipun memang benar adanya sesuai dengan anggapan tersebut, akan tetapi pada kenyataannya sepak bola di luar negeri juga tidak lepas dari yang namanya skandal. Oleh sebab itu, setelah saya mencari beberapa informasi, didapatkanlah artikel seperti di atas untuk membuktikan bahwa memang sepak bola di Indonesia juga tidak lebih buruk dari luar negeri, bahkan federai dunia sekelas FIFA juga tidak luput dari skandal, yakni korupsi.