Suka sepak bola? Menurutmu, bagaimana dengan sepak bola di Indonesia?
Kalau menurut saya, sepak bola di Indonesia adalah salah satu olahraga terpopuler, mengalahkan bulutangkis. Padahal sejatinya bulutangkis adalah olahraga yang berhasil mengharumkan nama Indonesia hampir di setiap tahunnya.
Tapi bagaimana dengan sepak bola? Saya pikir kamu juga tahu bagaimana dengan sepak bola Indonesia, carut-marut dan tak kunjung berprestasi.
Bisa sebutkan, prestasi apa yang pernah diraih oleh Indonesia? Indonesia masih kalah dibanding dengan negara tetangga seperti halnya Thailand, yang bisa dibilang sudah selangkah lebih maju.
Saya mengatakan demikian, karena memang saat ini sepak bola Thailand sudah jauh berkembang pesat. Selain menjadi negara dengan trofi Piala AFF terbanyak, Thailand juga sudah masuk ke peta persaingan di Asia.
ANTARA/Sigid Kurniawan
Lihat saja kompetisi mereka, klub-klub di sana sangat profesional dengan fasilitas yang sangat memadai. Sementara di Indonesia, fasilitas hanya seadanya, terkadang rumput stadion pun tidak rata, dan bahkan ada pula stadion yang tidak memiliki toilet yang layak.
Sungguh miris memang melihat sepak bola Indonesia. Olahraga terpopuler yang justru gagal mengharumkan nama bangsa, yang ada malah terkadang hanya membuat malu Indonesia di mata dunia.
Kenapa membuat malu? Lihat saja bagaimana bringasnya suporter Indonesia ketika terlibat kericuhan, kematian suporter pun sudah bukan barang baru di sepak bola Indonesia.
Padahal sebenarnya sepak bola adalah olahraga yang mempersatukan seluruh elemen masyarakat. Namun justru berubah menjadi ladang pembantaian untuk para suporter yang tidak berdosa dari kubu lawan.
ANTARA/Sigid Kurniawan
Belum lagi mental suporter Indonesia yang bisa dibilang sangat rendah. Lihat saja apa yang diomongkan mereka ketika timnas Indonesia kalah di pertandingan internasional.
“Gol pertama terjadi karena postur pemain belakang Indonesia kalah tinggi dari postur striker lawan, Bung!”. “Lagi-lagi crossing pemain kita dimentahkan oleh bek-bek lawan yang memiliki postur lebih besar.”
Saya pikir seperti itu lah omongan yang dilontarkan oleh para pendukung timnas Indonesia, ketika melihat tim Garuda kalah dalam pertandingan internasional. Padahal sepak bola bukan hanya sekedar postur tubuh, sepak bola lebih kompleks dari hal itu.
Pemain Berpostur Kecil Punya Kelebihan
Sindonews/Susanto
Padahal para pemain Indonesia dengan Thailand apa bedanya? Toh mereka juga sama-sama berpostur kecil, namun kenapa Thailand bisa jadi tim tersukses di Piala AFF?
Apa bedanya para pemain Indonesia dengan Jepang, yang di mana para pemain mereka juga cukup mungil ketika dibandingkan dengan pemain Eropa atau bahkan Afrika ketika bermain di Piala Dunia? Namun kenapa Jepang bisa menembus Piala Dunia, sementara Indonesia, yah sudah tahu lah kalian.
Bicara soal postur dalam sepak bola memang tidak sepenuhnya salah, karena postur yang ideal juga bisa menjadi nilai tambah bagi suatu pemain sepak bola. Yang salah dalam hal ini adalah selalu menyalahkan postur tubuh yang menjadi penyebab utama dari suatu kekalahan bagi timnas Indonesia di pertandinngan internasional.
Sepak bola memang olahraga yang mengandalkan kekuatan fisik. Namun postur tubuh yang mungil juga memiliki kelebihan, jika dibandingkan dengan postur tubuh yang tinggi jangkung layaknya pemain Afrika atau pun Eropa.
Ya, pemain dengan tubuh mungil lebih memiliki kelincahan. Dalam duel adu lari, jelas pemain bertubuh mungil akan lebih unggul dari pemain bertubuh besar.
bola.tempo.co
Bicara soal kemampuan fisik dalam sepak bola, sebenarnya bukan hanya soal postur tubuh. Masih banyak parameter lainnya, karena memang sepak bola adalah olahraga yang begitu kompleks.
Beberapa contoh parameter fisik bagi para pemain sepak bola adalah postur tubuh, VO2Max, dan kadar asam laktat dalam darah. Ada juga persentase massa lemak tubuh, kekuatan anaerik, kekuatan aerobik, dan masih banyak lagi.
Kemudian kesalahan umum lainnya yang terjadi adalah seringnya seseorang menyamaratakan kebutuhan fisik para pemain sepakbola dengan atlet lainnya. Padahal setiap cabang olahraga pasti memiliki kebutuhan fisik yang berbeda-beda, tidak bisa disamaratakan.
Bagaimana, setuju dengan anggapan tersebut?
www.cbf.com.br
Tahu apa itu VO2Max? Kalau belum tahu, VO2Max adalah volume maksimal oksigen atau O2 yang diproses oleh tubuh saat melakukan aktivitas yang berat, yang biasanya akan dinyatakan dalam liter per menit atau mililiter/menit/kg berat badan.
Masih banyak pelatih sepak bola di Indonesia yang sangat tergila-gila akan tingginya hasil VO2Max. Oleh sebab itu, mereka biasanya akan memberikan latihan khusus agar anak asuhnya memiliki nilai VO2Max yang tinggi.
Padahal jika melihat dari statistik, pemain sepak bola rata-rata hanya akan berlari sejauh 10-12 km di setiap pertandingan selama 90 menit. Bahkan terkadang mereka juga berlari kurang dari itu.
Jadi sebenarnya VO2Max yang sangat tinggi juga tidak terlalu berguna, berbeda halnya dengan para pelari marathon yang memang membutuhkannya. Karena saat berlari, para pelari marathon akan menempuh jarak yang lebih jauh, bahkan sampai 42 km, jarak yang mustahil untuk ditempuh pemain sepak bola hanya dalam satu pertandingan.
www.indosport.com
Meskipun sama-sama pemain sepak bola, namun si A tidak bisa dikatakan lebih baik ketimbang si B hanya karena unggul dalam hal VO2Max. Karena kebutuhan fisik seorang kiper, tentunya akan berbeda dengan seorang pemain gelandang.
Sebagai seorang kiper, jelas bahwa postur tubuh di sini akan menjadi hal yang sangat penting. Namun dia juga tidak butuh nilai VO2Max yang tinggi, mengingat area kerja kiper yang tidak terlalu luas, dan mungkin mereka tidak akan berlari hingga 3 km di setiap pertandingan.
Bagi seorang kiper, reflek dan kemampuan lompatan menjadi hal yang lebih penting, ketimbang nilai VO2Max. Sementara postur tubuh yang tinggi juga tidak diperlukan bagi seorang pemain sayap, yang di mana tugasnya hanya menggiring bola dan melepaskan umpan silang ke dalam daerah pertahanan lawan, mereka jarang berduel di udara.
Bagi pemain sayap, postur tubuh yang mungil akan menjadi suatu kelebihan bagi mereka. Karena dengan kondisi yang ada, mereka bisa lebih lincah ketika melawan pemain dengan postur yang lebih besar.
Sementara untuk pemain dengan posisi sebagai gelandang, jelas dia membutuhkan VO2Max yang lebih tinggi dari para pemain di posisi lainnya. Karena tugas seorang gelandang adalah mengatur ritme permainan, mereka juga sering kali ikut bertahan dan membantu tim di saat menyerang.
Jadi bisa dikatakan, bahwa pemain dengan posisi yang berbeda akan membutuhkan kemampuan fisik yang berbeda pula. Bagaimana dengan kebutuhan fisik seorang pemain bertahan?
Fisik Pemain Bergantung pada Gaya dan Filosofi Permainan Tim
www.freedomsiana.com
Meskipun dengan posisi yang sama, namun terkadang pemain juga dituntut untuk memiliki kemampuan fisik yang berbeda. Tahu kenapa alasannya?
Gelandang Stoke City dan gelandang Barcelona tentunya memiliki kemampuan fisik yang berbeda. Tahu kan kamu bagaimana gaya permainan Barcelona?
Oleh sebab itu, mungilnya fisik para pemain timnas Indonesia sebenarnya tidaklah harus dijadikan alasan dalam menghadapi suatu kekalahan. Karena dengan kondisi fisik yang mungil, Indonesia sebenarnya juga memiliki kelebihan, di mana mereka bisa bergerak lebih lincah ketimbang pemain-pemain asal Eropa dengan tubuh jangkungnya.
Indonesia tidak harus mencontoh gaya permainan tiki-taka yang menjadi ciri khas dari Spanyol. Namun pelatih Indonesia juga bisa memberikan gaya permainan yang berbeda untuk timnas Garuda, tentunya dengan mempertimbangkan kondisi fisik pemain yang cukup mungil.
Kesimpulan
Jadi sudah saatnya kita menghilangkan sebuah anggapan, bahwa timnas Indonesia selalu menemui kegagalan di pentas internasional karena kalah dalam hal postur tubuh. Karena postur tubuh yang mungil sebenarnya juga bisa menjadi suatu keuntungan bagi para pemain Indonesia.
Dalam sepak bola, banyak parameter fisik yang harus diperhatikan. Setiap pemain memiliki kebutuhan fisik yang berbeda-beda, seperti halnya kiper yang akan memiliki kebutuhan fisik yang berbeda dengan seorang gelandang.
Meskipun sama-sama bermain di posisi gelandang, namun kebutuhan fisik seorang pemain sepak bola juga berbeda, tergantung dari filosofi dan gaya permainan tim. Sepak bola terlalu kompleks hanya untuk mengatakan bahwa timnas Indonesia kalah karena para pemainnya yang mungil.
ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Karena banyak hal yang bisa menyebabkan kekalahan pada suatu tim, mulai dari masalah teknik, mental, strategi, dan yang lainnya. Kalau menurutmu apa yang menjadi penyebab buruknya prestasi Indonesia?
Artikel ini saya tulis untuk mematahkan anggapan bahwa timnas Indonesia sulit berprestasi di level internasional karena kalah dalam hal postur tubuh. Padahal sebenarnya dengan postur tubuh yang mungil, para pemain Indonesia lebih lincah.
Selain berdasarkan pengalaman dan pengetahuan pribadi, artikel ini saya tulis berdasarkan informasi dalam beberapa sumber terpercaya.