Masih terngiang dipikiran kita, jika disebutkan Laut Natuna. Beberapa waktu lalu, situasi di Laut Natuna, Kepulaua Riau, menjadi panas, tatkala kapal-kapal nelayan Tiongkok yang dijaga ketat oleh Pasukan Pengamanan Pantai Tiongkok melewati Garis Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia, sambil terus mengeruk kekayaan biota laut ikan secara ilegal. Pemerintah Beijing mengklaim kalau kapal nelayan dan coast guard tak melanggar kedaulatan Indonesia.
Dasar yang dipakai Negeri Tirai Bambu mengklaim perairan Natuna yang masuk wilayah Laut China Selatan adalah sembilan garis putus-putus atau nine dash line. Nine dash line merupakan garis yang dibuat sepihak oleh China tanpa melalui konvensi hukum laut di bawah PBB atau United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS). Dasar klaim wilayah China atas hampir seluruh perairan Laut China Selatan sebenarnya sudah dipatahkan putusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2016 silam. Ini bermula setelah negara tetangga Indonesia, Filipina, mengajukan mengajukan gugatan ke Mahkamah Arbitrase Internasional atau Permanent Court of Arbitration (PCA) yang merupakan kelembagaan hukum di bawah PBB.
Sebagai bukti kehadiran Pemerintah di garis terdepan Republik Indonesia, dibangulah Bandar Udara Ranai, Natuna. Bandar Udara Sipil Ranai, Kabupaten Natuna, yang diresmikan Presiden Joko Widodo Oktober 2016 silam, telah menjadi penyambung wilayah Kabupaten Natuna, dengan pulau-pulau lain di wilayah Provinsi Kepulauan Riau dan dengan wilayah Indonesia Lainnya.
Pesona Natuna sebagai kawasan Taman
Bumi atau Geological Park (geopark) Nasional
Provinsi Kepulauan Riau memiliki beberapa Bandar Udara, selain Bandar Udara Ranai, diantaranya Bandara Letung, Bandara Tambelan, Bandara Raja Abdullah, Bandara Hang Nadim, Bandara Raja H. Fisabilillah dan Bandara Dabo.
Pulau Natuna merupakan kepulauan paling utara di selat Karimata dan masuk kedalam Provinsi Kepulauan Riau. Sebagai Wilayah Terdepan, Terluar, Terpencil dan Perbatasan, Natuna menjadikan salah satu wilayah yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah, terutama dalam hal konektivitas.
Secara astronomis, Natuna yang langsung berbatasan dengan negara tetangga ini, berada pada posisi 1016’- 7019’ Lintang Utara dan 1050 00’–110000’ Bujur Timur, dengan batas-batas sebagai berikut: utara berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja, selatan berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Riau, timur berbatasan dengan Malaysia Timur dan Kalimantan Barat, dan barat berbatasan dengan Semenanjung Malaysia dan Pulau Bintan (Kabupaten Kepulauan Riau). Luasnya mencapai 141.901,20 Km2 dengan rincian 138.666,0 Km2 perairan (lautan) dan 3.235,20 Km2 daratan. Ini berarti bahwa wilayah Kabupaten Natuna sebagian besar berupa lautan. Dan, daratannya pun bukan hanya satu pulau, tetapi berpulau-pulau yang struktur tanahnya berupa padsolik merah kuning, alluvial, organosol, dan gley humus.
Dilansir dari website Pemkab Natuna, Natuna saat ini telah resmi sebagai kawasan Taman Bumi atau Geological Park (geopark) Nasional ini pencapaian sangat luar biasa mantap bagi kemajuan masyarakat sadar wisata. Alam indah nan mempesona, menambah daya tarik tersendiri bagi wilayah Natuna, sehingga akses dan konektivitas menjadi salah satu pendukung dalam mendukung potensi wisata Natuna. Pulau Natuna tak hanya kaya akan sumber daya alam berupa gas dan minyak namun memiliki Pesona Alam yang sangat Memikat hati.
1. Jelita Sejuba Resort
Jelita Sejuba Resort merupakan tempat wisata kekinian yang ada di Pulau Natuna. Terinspirasi dari pembuatan film Jelita Sejuba yang tayang pada April 2018 lalu. Tempat ini yang merupakan salah satu lokasi syuting film tersebut, yang dijadikan oleh pemilikya menjadi sebuah tempat wisata yang menarik. Lokasi yang didominasi oleh bebatuan granit seperti kebanyakan pantai yang ada di wilayah Natuna.
Jelita Sejuta Resort menyajikan spot-spot yang instagramble sehingga dapat menarik wisatawan millenials. Lokasinya tidak jauh dari ibukota Kabupaten Natuna, Ranai. Jarak yang ditempuh dari Ranai, hanya sekitar 15-20 menit perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat, sehingga mudah untuk didatangi.
Hutan Mangrove Pengadah terletak di Desa Pengadah di Kecamatan Bunguran Timur Laut. Jarak tempuh dari Ranai sekitar 1 jam perjalanan dengan menggunakan roda dua atau pun roda empat. Namun jangan khawatir dengan lamanya perjalanan, karena selama perjalanan akan disuguhi dengan keindahan pantai dan laut.
Wisatawan pun bisa singgah ditempat-tempat wisata yang dilewati, seperti Alif Stone Park, Jelita Sejuba Resort, Pantai Tanjung, Pulau Sahi. Kawasan wisata mangrove yang dibangun di atas muara Sungai Semitan ini menyajikan pemandangan hutan mangrove yang indah. Ada jembatan kayu yang bisa di lewati dan bisa jadi menjadi spot fotografi yang indah. Berbagai kegiatan wisata yang dapat dilaksanakan di kawasan Wisata Mangrove Semitan, seperti menikmati keindahan hutan bakau yang asri dan menyejukkan.
Bagi wisatawan yang gemar melakukan petualangan dapat menyusuri sungai sambil menyaksikan keragaman fauna disepanjang perjalanan, memancing dan menjala ikan di muara Sungai Semitan. Selain kegiatan tersebut, nantinya dikawasan Wisata Mangrove akan di bangun kawasan edukasi dan pelestarian bakau. Para pengunjung dapat berlibur menikmati sensasi hutan bakau sambil mencoba langsung menanam dan mempelajari tentang tanaman bakau.
3. Wisata Gunung Gundul
Wisata Gunung Gundul terletak di desa Harapan Jaya (SP1) kecamatan Bunguran Tengah. Desa Harapan Jaya merupakan salah satu desa transmigrasi, sebagian penduduknya berasal dari Pulau Jawa. Maka jangan heran ketika wisatawan berkunjung ke Wisata Gunung Gundul akan di jumpai berbagai tulisan dalam Bahasa Jawa.
Jarak tempuh dari kota Ranai sekitar 20 menit perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat. Dari jalan utama wisatwan harus melewati jalanan berbukit yang jaraknya tidak terlalu jauh. Lokasi yang banyak ditumbuhi pepohonan menjadikannya tempat wisata yang sejuk, sehingga ketika anda harus berjalan naik ke atas Gunung Gundul akan terasa kesejukannya.
Sesampainya di gunung gundul ada beberapa gazebo yang bisa dijadikan tempat istirahat. Anda dapat menikmati pemandangan pulau natuna dari atas Gunung Gundul. Salah satu favorit wisatawan adalah Bandulan Cinta.
Informasi yang berhasil dihimpun dari masyarakat setempat, nama Gunung Gundul sendiri diambil saat peristiwa kebakaran hutan sekitar tahun 1983 silam. Yang membuat Gunung tersebut menjadi gundul, lantaran tumbuhan disekitarnya hangus terbakar.
4. Wisata Bukit Kapur
Wisata Bukit Kapur terletak di Desa Ceruk Kecamatan Bunguran Timur Laut. Anda membutuhkan waktu sekitar 1 Jam perjalanan. Dikarenakan jalur yang harus ditempuh dari desa ceruk menuju lokasi Wisata Bukit Kapur yang cukup menantang. Kawasan yang berada di atas bukit dengan ketinggian sekitar 400 meter dari permukaan laut (mdpl) itu diinisiasi oleh pemerintah desa setempat.
Berbagai kelebihan terkandung di kawasan itu, mulai dari keindahan alam berupa hutan, alam ketinggian dan view-nya yang bisa menjangkau penjuru Natuna yang jauh. Kita dapat menikmati keindahan laut pulau natuna dari ketinggian dan mengabadikannya.
Selain keindahan alam, berbagai assesoris wisata seperti puluhan payung yang dipasang di pohon kayu, gazebo, jembatan kayu dan prasarana lainnya turut melengkapi keindahan kawasan itu.
5. Embung Serbaguna Sedanau
Embung Serbaguna Sedanau terletak di Kelurahan Sedanau Kecamatan Bunguran Barat. Untuk dapat pergi ke Sedanau, anda harus menggunakan kapal fery dengan jarak tempuh sekitar 30 menit perjalanan. Anda juga harus menginap satu malam di sedanau dikarenakan kapal fery hanya 2 kali trip, siang dari Pelabuhan Binjai menuju Sedanau dan Pagi Hari dari Pelabuhan Sedanau menuju Pelabuhan Binjai.
Jarak tempuh dari Ranai menuju Pelabuhan Binjai sekitar 30 menit perjalanan menggunakan kendaraan roda 2 ataupun roda 4. Sedanau lebih dikenal dengan sebutan kota apung karena rumah-rumah warga dan juga pusat kehidupannya ada diatas laut.
Tempat wisata yang lebih dulu ada di sedanau adalah Pantai Pinyong dan Pelabuhan Panjang. Tempat untuk mengisi waktu luang sambil menanti sunrise atau sunset. Embung Serbaguna Sedanau merupakan salah satu program Pemerintah Pusat dalam upaya membangun infrastruktur di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).
Embung seluas tiga hektar yang mulai dibangun pada tahun 2013 silam tersebut, akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan air bersih bagi warga Sedanau, yang selama ini masih mengandalkan air tanah.Dengan dibangunnya Embung Serbaguna Sedanau, saat ini warga lebih memilih untuk berekreasi di sekitaran bangunan yang digunanakan sebagai konservasi air berkelanjutan untuk masyarakat Sedanau.
Dengan adanya tulisan dengan ukuran yang besar disisi jalan sekitar Embung, menjadi spot tersendiri bagi warga untuk berfoto dan menjadi destinasi wisata baru di Bunguran Barat.
6. Pantai Batu Kasah
Pantai Batu Kasah dikenal juga sebagai Pantai Cemaga karena berada di Desa Cemaga. Beberapa desa yang berdekatan di sini masing-masing memiliki wilayah pesisir yang menjadi sasaran liburan akhir pekan warganya. Salah satunya yang paling dikenal memang Pantai Batu Kasah
Jalanan di Ranai yang berada di Pulau Bunguran ini relatif sepi. Dengan jarak sekitar 30 kilometer, Pantai Batu Kasah bisa dicapai dalam waktu 45 menit hingga 1 jam dari pusat kota. Memasuki Desa Cemaga, tak ada petunjuk menuju pantai.
Mungkin inilah taman surga di dunia, Alif Stone Park adalah taman berbatu yang terletak di tepi pantai Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau Indonesia (KEPRI).
Di mana lebih dari jutaan jenis berbatuan yang dapat kita jumpai ditempat ini. Dengan berbagai macam jenis berbatuan pesona keindahan masing-masing, dari warna unik sampai bentuknya yang mampu memanjakan mata kita saat melihatnya.
7. Alif Stone Park
Alif Stone Park Taman seluas tiga hektare ini menyimpan ribuan bongkah batu Megalitith, berpadu dengan keindahan dan kejernihan pantai yang membuat anda tak kan bisa melupakan keindahannya yang tidak kepalang tanggung. Dan jangan lupa untuk mengabadikan diri anda dengan berphoto ria diantara ribuan bongkahan batu besar yang berada di Desa Sepempang Pulau Bunguran Kabupaten Natuna.
Bongkahan batu raksasa yang dikenal oleh penduduk setempat dengan sebutan Alif Stone Park ini menyimpan panorama yang begitu mempesona dan menakjubkan untuk dinikmati.