Bicara soal wisata bahari, pasti kamu kenal dengan keindahan alam bawah laut yang ada di Bunaken (Sulawesi Utara), Karimunjawa (Jawa Tengah), Pulau Komodo (Nusa Tenggara Timur), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), hingga Raja Ampat (Papua Barat). Dari sekian banyaknya taman laut yang ada, tentunya nama Raja Ampat sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, bahkan internasional. Jadi tidak heran, kalau banyak orang asing yang rela terbang jauh-jauh hanya demi menikmati keindahan alam bawah laut Raja Ampat. Berdasarkan informasi, taman bawah laut Raja Ampat tidak ditemukan oleh orang Indonesia, melainkan ditemukan oleh warga negara Belanda bernama Max Ammer pada tahun 1990 yang lalu.
Rasa lelah selama di perjalanan pun akan langsung terbayar ketika menyaksikan keindahan alam bawah laut Raja Ampat. Sungguh kekayaan bahari yang tidak ternilai harganya yang dimiliki oleh Indonesia. Setidaknya ada sekitar 537 jenis koral, 1500 spesies ikan, dan 699 makhluk hidup tak bertulang belakang yang bisa kamu temukan di perairan Raja Ampat. Jadi tidak heran, kalau banyak orang yang ingin berbondong-bondong pergi ke Raja Ampat untuk melakukan diving agar bisa menikmati taman laut yang sungguh luar biasa indahnya, bagaikan surga yang tertinggal di tanah Papua. Namun asalkan kamu tahu, berlibur atau diving di Raja Ampat ternyata tidak semudah yang dibayangkan, meskipun kamu adalah orang asli Indonesia.
Mau tahu alasannya kerana apa? Untuk lebih jelasnya simak penjelasan yang berikut ini.
Mahalnya biaya ke Raja Ampat
panduanwisata.id
Raja Ampat adalah salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Papua Barat, dengan luas wilayah sekitar 46.108 kilometer persegi. Namun bukannya daratan, 80 persen dari wilayah Raja Ampat didominasi oleh laut dengan panjang pantai mencapai angka 4.860 kilometer persegi. Meskipun memiliki wilayah yang cukup luas, namun Raja Ampat hanya dihuni sekitar 60.000 jiwa yang tersebar di 35 pulau dari 610 pulau yang ada di sana. Untuk bisa mencapai Raja Ampat, kamu harus menumpangi kapal motor dari Kabupaten Sorong ke Pelabuhan Waisai di Raja Ampat, dengan waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan.
Dengan jauhnya jarak dari pusat kota dan wilayah yang didominasi oleh perairan, tentunya biaya perjalanan ke Raja Ampat hanya bisa dilakukan dengan menggunakan kapal laut dan itu pun membutuhkan biaya yang cukup mahal. Jadi tidak kaget, apabila liburan ke Raja Ampat sering disebut sebagai travelling kelas atas, mengingat tingginya biaya ke sana.
Untuk seorang turis mancanegara, mereka setidaknya akan menghabiskan biaya sekitar 20 juta Rupiah untuk bisa menikmati keindahan alam Raja Ampat. Ya, karena perjalanan dari pulau satu ke pulau lain atau menuju ke Pulau Wayag akan menghabiskan perjalanan kurang lebih selama 3 jam. Pulau Wayag sendiri adalah lokasi yang menjadi primadona di Raja Ampat. Namun jauhnya jarak dari Waisai ke Wayag mengharuskanmu mengeluarkan biaya yang tinggi hanya untuk keperluan sewa kapal, mengingat pulang pergi akan menghabiskan 400 liter bahan bakar premium.
Biaya tinggi akan kembali dipatok ketika kamu memasuki wilayah Kepulauan Wayag. Karena untuk masuk ke sana kamu harus membayar retribusi sebesar 250 ribu rupiah untuk wisatawan lokal dan 500 ribu rupiah untuk wisatawan asing. Biaya retribusi tersebut juga digunakan untuk Conservation International Indonesia, yang bertugas melindungi kekayaan bahari Tanah Air.
Kamu juga bisa menginap di Waigeo, dengan rata-rata biaya penginapan sebesar 500 ribu rupiah per malam termasuk tiga kali makan, ditambah dengan biaya sewa peralatan menyelam sekitar 500 ribu rupiah. Jika kamu tidak ingin repot, kamu juga bisa membeli paket wisata di Pulau Pef, dengan tawaran menyelam sepuasnya dengan biaya sebesar 28 juta rupiah hingga 84 juta rupiah.
Dengan biaya sebesar itu, tentunya tidak semua orang bisa berkunjung ke Raja Ampat. Ini sudah sesuai dengan pernyataan sebelumnya, bahwa liburan ke Raja Ampat adalah travelling kelas atas, sehingga tidak semua orang bisa ke sana, meskipun kamu adalah orang Indonesia. Namun tingginya harga yang harus dibayarkan sepadan dengan sajian surga yang ada di Raja Ampat.
Raja Ampat tidak untuk wisata massal
Meskipun biaya wisata ke Raja Ampat sangatlah mahal, namun pada kenyataannya tempat ini masih menjadi tujuan wisata favorit. Bahkan Raja Ampat tidak pernah sepi dari pengunjung di setiap tahunnya. Karena memang Raja Ampat menyuguhkan keindahan alam yang tiada duanya di Indonesia, bahkan dunia. Selain keindahan alam bawah lautnya, Raja Ampat juga memiliki kawasan hutan yang masih sangat terjaga kelestariannya.
Dengan statusnya sebagai taman nasional, tentunya Raja Ampat tidak bisa atau tidak mungkin untuk dikembangkan menjadi sebuah pariwisata massal. Tujuannya jelas, untuk melindungi kelestarian alam yang ada di sana. Selain menetapkannya sebagai taman nasional, banyak upaya lain yang dilakukan untuk tetap menjaga kelestarian Raja Ampat, salah satunya dengan membatasi aktivitas menyelam. Alasannya karena suhu badan yang dikeluarkan oleh para penyelam dikhawatirkan bisa merusak kelestarian alam bawah laut Raja Ampat.
Selain itu, mantan Kepala Dinas Pariwisata Raja Ampat, Yusdi Lamatenggo juga mengungkapkan bahwa pihaknya juga melarang aktivitas fotografi bawah laut Raja Ampat secara berlebihan. Karena sinar lampu yang dihasilkan oleh kamera juga bisa merusak terumbu karang.
Mantan Menteri Wisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar juga mengungkapkan bahwa tingginya biaya wisata ke Raja Ampat salah satunya bertujuan agar tidak semua orang bisa pergi ke sana, dan tidak menjadi wisata massal. Selain itu, dia juga berharap agar para wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara menjaga kelestarian terumbu karang.
Selain itu, pihak pemerintah Kabupaten Raja Ampat juga membuat aturan tambahan demi menjaga kelestarian alam. Sampai 10 tahun ke depan, pemerintah Kabupaten Raja Ampat hanya mengizinkan maksimal ada 20 resor, begitu juga dengan keberadaan kapal cepat. Untuk saat ini Raja Ampat masih memiliki 7 resor, dan setidaknya ada sekitar 40 unit kapal cepat dengan berbagai ukuran.
Nah, itulah dua alasan utama yang membuat tidak semua orang bisa berwisata ke Raja Ampat, walaupun kamu adalah orang Indonesia. Meskipun demikian, setidaknya kamu bisa berbangga bahwa ada salah satu wilayah di Indonesia yang keindahan alamnya, terutama alam bawah lautnya yang sudah mendunia.
Oh ya, ada satu hal lagi yang bisa kamu nikmati ketika berkunjung di Raja Ampat. Selain bisa menikmati secuil surga di taman bawah laut Raja Ampat, kamu juga bisa menikmati kecantikan burung cendrawasih. Untuk bisa melihat keindahan burung surga ini, kamu bisa mendaki Bukit Manjai, Sawing Rai, selama kurang lebih 30 menit waktu perjalanan. Namun kamu tidak bisa selalu menemukan burung cendrawasih, karena bung cantik ini akan mudah untuk ditemui hanya ketika cuaca sedang cerah. Jangan harap kamu akan bertemu dengan burung cendrawasih ketika cuaca sedang tidak bersahabat. Oleh sebab itu, ketika cuaca sedang tidak cerah, jangan pernah memaksakan diri untuk mendaki ke Bukit Manjai hanya untuk melihat burung cendrawasih.
Artikel ini saya tulis berdasarkan informasi dan pengalaman salah seorang pelancong ternama di Indonesia. Selain itu, dengan mencocokkan beberapa informasi yang ada, saya pun akhirnya menuliskan artikel seperti di atas, disamping saya juga adalah seorang traveller. Penulisan artikel ini diharapkan bisa memberikan informasi kepada para masyarakat Indonesia, bahwa liburan ke Raja Ampat tidak bisa dilakukan dengan modal yang nekat. Karena memang butuh biaya mahal untuk bisa ke sana, dan Raja Ampat bukanlah sebuah tempat wisata massal.