Sebelum mengawali bahasan kali ini, apakah kamu suka dengan sepak bola? Suka gak suka, kamu pasti pernah lihat sepak bola, entah itu di layar kaca atau pun di lapangan kampung.
Memang sepak bola gak bisa dilepaskan dari masyarakat Indonesia, negara yang kabarnya memiliki pendukung sepak bola paling fanatik di dunia. Meskipun demikian, Tim Nasional (Timnas) Indonesia tidak memiliki prestasi yang patut dibanggakan.
Bisa sebutkan, apa prestasi Timnas Indonesia sejauh ini?
Ketimbang prestasi, Indonesia bisa dibilang memiliki lebih banyak catatan hitam di sepak bola. Tahu kan apa saja catatan hitam itu?
Yang terbaru adalah kasus pengaturan skor yang juga melibatkan orang-orang di PSSI yang tak lain adalah Federasi Sepak Bola Indonesia. Sebelumnya juga ada kematian Haringga Sirla, pendukung Persija Jakarta yang meninggal dunia setelah dianiaya dengan brutal oleh pendukung Persib Bandung.
www.liputan6.com
Jika Indonesia lebih banyak catatan hitam, berbeda halnya dengan negara tetangga yang sepak bolanya kini mulai berkembang. Ambil saja contoh Vietnam, negara yang hanya berpenduduk 95,54 juta jiwa ini berhasil menembus partai final Piala Asia U-23 2018.
Sementara yang baru saja terjadi, mereka berhasil lolos ke babak perempat-final Piala Asia 2019. Ada juga Thailand, yang kemarin hampir saja lolos ke Piala Dunia 2018.
Sementara Indonesia, tahu lah bagaimana nasibnya sekarang. Berbicara di level Asia saja belum mampu, apa lagi lolos ke Piala Dunia.
Sementara itu, buruknya prestasi membuat sejumlah pihak menyarankan agar Timnas Indonesia berkompetisi di benua atau zona yang berbeda. Banyak yang menyarankan agar Timnas Indonesia berkompetisi di Oceania, demi memperbesar peluang mereka untuk bisa lolos ke Piala Dunia.
Saran itu memang gak salah, karena untuk saat ini mayoritas peringkat negara zona Oceania tidak lebih baik dari Indonesia. Namun pertanyaannya sekarang, apakah FIFA menyetujuinya?
Apakah ada negara yang berkompetisi di benua atau zona yang berbeda? Jawabannya adalah ada, sampai saat ini ada 7 negara yang berkompetisi di zona yang berbeda.
Namun saran agar Indonesia untuk berkompetisi di zona yang berbeda nampaknya sangat tidak mungkin untuk disetujui oleh FIFA. Karena Australia yang digdaya di zona Oceania juga akhirnya pindah ke zona Asia agar mereka bisa lebih kompetitif, terutama untuk bersaing menuju ke Piala Dunia.
Oh ya, sudah tahu kah negara mana saja yang berkompetisi di zona yang berbeda? Ini dia selengkapnya.
Israel
pinterest.com
Pasti kamu sudah tahu kan di mana letak Israel? Ya, secara geografis Israel terletak di Asia, tepatnya di Timur Tengah.
Israel memang sempat berkompetisi di Asia, bahkan mereka sempat berhasil menjadi juara Piala Asia pada edisi 1964. Kemudian mereka juga sempat dua kali runner-up, masing-masing pada edisi 1956 dan 1960.
Akan tetapi kemudian semuanya berubah sejak Israel berbuat ulah. Tahu kan apa ulah Israel?
Kuwait menjadi negara pertama yang mengusulkan agar keanggotaan Israel di AFC (Asian Football Confederation) dicabut pada tahun 1974. Dorongan tersebut semakin kuat setelah Korea Utara menolak untuk berurusan dengan Israel pada gelaran Asian Games 1974.
Karena berbagai hal tersebut, Israel akhirnya sempat berkompetisi di Benua Oceania, sebelum akhirnya menjadi bagian dari anggota UEFA (Union of European Football Associations) pada tahun 1994. Sejak saat itu lah, klub-klub Israel berhak untuk mengikuti berbagai kompetisi di Eropa.
Australia
bookieweb.com
Kemudian selanjutnya adalah Australia, yang sebenarnya masih berada di zona Oceania. Namun kini mereka harus berkompetisi di zona Asia.
Kasus Australia ini berbeda dari Israel. Karena seperti yang telah disebutkan di atas, Australia harus pindah zona karena alasan kompetitif.
Karena tim-tim yang berada di zona Oceania memiliki peringkat yang sangat di bawah Australia. Hal itu terlihat ketika mereka berhasil mengalahkan Samoa Amerika dengan skor sangat telak, 31-0 pada tahun 2001 yang lalu.
Oleh sebab itu, sejak tahun 2006 yang lalu Australia resmi menjadi bagian dari AFC, agar mereka bisa lebih kompetitif. Dengan hal tersebut, Australia pun berhak mengikuti Piala Asia maupun Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia.
Australia juga menjadi satu-satunya negara yang pernah menjadi juara di dua zona yang berbeda. Karena mereka berhasil 4 kali juara Piala OFC (Oceania Football Confederation) dan kemudian satu kali menjadi juara Piala Asia 2015 yang lalu, atau pada edisi yang terakhir.
Selandia Baru
www.indosport.com
Selandia Baru, negara yang sebenarnya berada di zona Oceania, namun pernah menjadi bagian dari AFC. Akan tetapi keanggotaan Selandia Baru di AFC hanya berlangsung singkat, yakni pada rentan tahun 1964-1966.
Tahu kenapa alasannya?
Pada tahun 1966, Selandia Baru menjadi salah satu negara yang memprakarsai berdirinya OFC. Dengan kepindahan Australia ke zona AFC, praktis kini Selandia Baru menjadi penguasa tunggal Piala OFC, dengan juara sebanyak lima kali.
Karena hal tersebut, Selandia Baru pun diusulkan untuk mengikuti jejak Australia. Bukan menjadi bagian dari AFC, namun masuk ke zona Amerika Selatan atau menjadi anggota CONMEBOL.
Meskipun sampai saat ini usulan tersebut belum terealisasikan, namun bukan tidak mungkin dengan alasan kompetitif, maka Selandia Baru akan bergabung dengan tim-tim seperti Brasil, Uruguay, Argentina, hingga Chile di Copa America.
Kazakhstan
alchetron.com
Ada lagi kasus yang cukup membingungkan, yakni bergabungnya Kazakhstan ke AFC pada tahun 1994, atau tiga tahun setelah mereka merdeka. Akan tetapi kemudian pada tahun 2000, negara yang menjadi pecahan Uni Soviet ini memutuskan pindah ke zona Eropa.
Memang cukup membingungkan, kenapa Kazakhstan sempat bergabung ke zona Asia. Padahal zona Eropa lebih kompetitif ketimbang Asia.
Menurutmu apa alasannya?
Bergabungnya Kazakhstan ke Eropa juga membawa berkah tersendiri bagi klub tersukses mereka, FC Astana. Karena FC Astana pernah berkompetisi di Liga Champions Eropa musim 2015/16, bersaing dengan Atletico Madrid, Benfica, dan Galatasaray di Grup C.
Namun sayang, mereka tidak bisa berbuat banyak dan menjadi bulan-bulanan tim-tim lainnya.
Suriname, Guyana, dan Guyana Perancis
crankshaw-sports-stats.com
Secara letak geografis, Suriname, Guyana, dan Guyana Perancis seharusnya masuk ke zona Amerika Selatan. Namun mereka justru bergabung menjadi bagian dari anggota CONCACAF, yang sebenarnya adalah Federasi Sepak Bola Amerika Utara.
Saya pun tidak tahu pasti alasannya kenapa. Bagaimana, kamu tahu alasannya?
Tapi yang pasti, Suriname jutru menjadi salah satu penggagas berdirinya CONCACAF. Namun ketiganya sama-sama tidak memiliki prestasi yang membanggakan di bidang sepak bola, apa lagi lolos ke Piala Dunia.
Yang membanggakan dari sepak bola Suriname adalah diaspora mereka yang berhasil meraih kesuksesan di negara lain. Salah satu contohnya adalah Justin Kluivert (Belanda).
Sementara untuk Guyana, salah satu diaspora mereka yang meraih kesuksesan adalah Florent Malouda (Prancis).
Kesimpulan
Saat ini tidak ada prestasi yang membanggakan dari sepak bola Indonesia. Oleh sebab itu, ada beberapa pihak yang menyarankan agar Indonesia pindah ke zona lain, agar lebih berpeluang untuk tampil di Piala Dunia.
sindonews.com
Banyak yang menyarankan agar Indonesia pindah ke zona Oceania, yang di mana mayoritas anggotanya berada di peringkat yang tak lebih baik ketimbang Indonesia. Mungkin hanya Selandia Baru yang akan menjadi lawan terkuat Indonesia di sana.
Meskipun terdengar tidak masuk akal, namun pada kenyataannya ada beberapa negara yang berkompetisi di zona yang berbeda. Sebut saja Israel, Australia, Selandia Baru, Kazakhstan, Suriname, Guyana, dan Guyana Perancis.
Untuk Israel mereka kini menjadi bagian dari UEFA, Australia menjadi bagian AFC, Selandia Baru sempat menjadi bagian dari AFC, Kazakhstan juga sempat menjadi bagian dari AFC. Untuk Suriname, Guyana, serta Guyana Perancis kini menjadi bagian dari CONCACAF.
Namun jika dengan alasan ingin memperbesar peluang lolos ke Piala Dunia, pindah zona hampir dipastikan tidak akan disetujui oleh FIFA. Karena Australia yang sempat merajai zona Oceania pun akhirnya pindah ke zona Asia agar lebih kompetitif.
Karena jika sepak bola tidak berjalan secara kompetitif, maka jalannya pertandingan akan terasa sangat membosankan. Setuju kan?
Artikel ini saya tulis karena memang saya mencintai sepak bola dan saya cukup paham dengan dinamika yang terjadi di sepak bola Indonesia. Saya juga salah satu pendukung timnas Indonesia, meskipun tidak memiliki prestasi yang cukup membanggakan.
Informasi yang ada di artikel di atas saya dapatkan dari pengetahuan pribadi ditambah dengan beberapa informasi di sumber lainnya. Semoga bermanfaat.