Indonesia
adalah negara yang dianugrahi dengan keanekaragaman, mulai dari suku, budaya,
hingga bahasa. Jadi gak heran, kalau negara yang kita cintai ini memiliki
semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu juga.
Setiap
suku di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, yang tentunya tak dimiliki oleh
suku lainnya. Lihat saja bagaimana keunikan dari Suku Baduy, yang mengisolasi
diri mereka dari sentuhan modernisasi.
Oleh
sebab itu, sampai saat ini Suku Baduy masih hidup dalam kesederhanaan. Bahkan
untuk bepergian pun mereka tak menggunakan kendaraan, melainkan jalan kaki.
thinkstock.com
Kemudian
ada Suku Dani, suku yang terisolasi di pedalaman Papua. Suku ini memiliki
ritual yang cukup unik sekaligus membuat bergidik, karena mereka mewajibkan
setiap wanita untuk memotong bagian atas jari mereka jika ada orang terkasih
yang meninggal dunia.
Ritual
ini pun sudah mulai ditinggalkan. Akan tetapi jejaknya masih bisa kita lihat
dari wanita Suku Dani yang berusia lanjut, di mana jari tangannya sudah tak
utuh lagi.
Nah,
itu adalah dua dari banyaknya suku di Indonesia dengan keunikan yang
dimilikinya.
Namun
apakah hanya Indonesia yang memiliki suku dengan tradisi unik?
Jawabannya
jelas tidak, karena memang di dunia ini juga banyak suku dengan keunikannya
tersendiri. Bahkan ada salah satu suku yang dianggap misterius dan sempat
menggemparkan dunia beberapa tahun yang lalu.
Tahu
kan siapa yang dimaksud? Ya, yang dimaksud adalah Suku Maya, suku yang tinggal
di semenanjung Yucatan, Amerika Tengah.
Suku Maya dan Kiamat Dunia
Selain
misterius, Suku Maya juga dikenal sebagai suku yang memiliki peradaban tinggi
di zamannya, yang di mana peradaban mereka sudah dimulai sejak 2000 SM. Mereka
disebut menguasai aksara hieroglif, seni rupa, arsitektur, matematika,
astronomi, hingga kalender.
Dengan
pengetahuan yang dimilikinya, Suku Maya mempunyai sistem penanggalan sendiri.
Akan tetapi setelah menghitung selama 5125 tahun, sistem penanggalan mereka
berhenti di tanggal 21 Desember 2012 yang lalu.
Berhentinya sistem penanggalan Suku Maya diyakini sebagai hari kiamat dunia. Bahkan Columbia Pictures dan Sony bekerja sama untuk menggarap film berjudul ‘2012’ yang menceritakan bagaimana proses terjadinya kiamat di tahun itu.
Film
garapan Roland Emmerich itu pun terbilang laris manis di pasaran. Dengan hanya
menghabiskan biaya produksi sebesar 200 juta US dollar, film itu ditaksir
menghasilkan keuntungan sebanyak dua kali lipat dari biaya produksi.
Setelah ‘Kiamat’
Kabar
akan terjadinya kiamat pada 21 Desember 2012 memang sempat menghebohkan dunia.
Bahkan Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev, sampai harus memberikan himbauan
ke masyarakat agar tetap tenang menghadapi tanggal tersebut.
Ramalan
kiamat Suku Maya pun tak terbukti, tanggal 22 Desember 2012 masih bisa
dirasakan oleh penduduk bumi. Tidak ada kiamat, bumi baik-baik saja dan tetap
berputar dengan semestinya.
Setelah
hari ‘kiamat’ itu terlewati, ramalan tentang akhir dunia dari Suku Maya pun
dibuat lelucon. Bahkan saat itu striker yang kini bermain untuk Burnley, Dan
Agyei, meminta kepada semua orang yang percaya dengan kiamat di tahun 2012 agar
menyerahkan semua barang-barang peninggalannya kepada dirinya.
“Untuk
semua orang yang percaya besok akan kiamat: Tolong tinggalkan semua kepemilikan
Anda di rumah saya,” tulis Agyei di Twitter.
Tidak
ada yang tahu dengan pasti, kenapa kalender Suku Maya harus berhenti di tanggal
21 Desember 2012. Kalender itu pun kini hanya menjadi sebuah artefak kuno dan
menjadi warisan dunia.
Suku Maya dan Sepak Bola
Selain
kalender, warisan lainnya dari Suku Maya adalah sepak bola. Memang, sampai saat
ini masih terjadi berdebatan yang tak kunjung usai mengenai asal usul sepak
bola.
Ada
yang menganggap bahwa sepak bola berasal dari China, namun ada juga yang
menganggapnya berasal dari Inggris.
China
memang disebut sebagai penemu permainan layaknya sepak bola. Sementara Inggris
adalah negara yang pertama kali membuat peraturan mengenai sepak bola hingga
seperti yang kita mainkan sekarang.
Bagaimana,
kamu lebih percaya yang mana?
Oh
ya, versi asal usul sepak bola yang berasal dari Suku Maya juga ada.
Seperti yang dijelaskan pada buku Childcraft keluaran tahun 1993, sepak bola dari Suku Maya juga diikuti oleh dua kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang, yang di mana mereka harus menggunakan sarung tangan dan beberapa pelindung lainnya ketika bermain.
Akan
tetapi dalam Suku Maya, permainan itu bukan hanya sebuah olahraga, namun juga
menjadi ritual bagi mereka. Permainan sepak bola versi Suku Maya dikenal dengan
nama ‘Pok a Tok’, yang di mana
permainan tersebut harus mempertaruhkan nyawa.
Mempertaruhkan Nyawa dalam Sepak Bola Suku Maya
the-maya.eu
Berdasarkan
mitos yang dipercaya, dua dewa yang sangat dipuja oleh Suku Maya, Dewa Hun
Hunahpu dan Vucub Hunahpu disebut kesal dengan kebisingan yang diciptakan di
bawah langit akibat permainan sepak bola.
Akan
tetapi sang dewa pada akhirnya memberikan izin kepada manusia yang ada di bumi
untuk melangsungkan permainan sepak bola, namun dengan memberikan satu syarat. Ya,
tim yang kalah harus rela dipenggal kepalanya.
Biasanya, kapten dari tim yang kalah akan menjadi korban dan harus merelakan kepalanya untuk dipenggal. Tumbal manusia yang konon berasal dari permintaan dewa ini lah yang membuat permainan Pok a Tok menjadi ritual keagamaan Suku Maya.
research.mayavase.com
Beruntung bagi kita, karena bukan itu sepak bola yang kita kenal di era modern seperti sekarang atau setelah ‘kiamat’ lewat. Akan tetapi kisah mengenai Pok a Tok tetap akan menjadi salah satu dari beberapa asal usul sepak bola.
Karena pada dasarnya Pok a Tok memiliki konsep permainan yang mirip seperti sepak bola modern. Di mana ada dua kelompok yang bermain, dan mereka saling berusaha menyerang untuk mencetak skor.
Andai Kiamat Terjadi Saat itu…
fajrimuhammadin.staff.ugm.ac.id
Bayangkan
jika memang tanggal 21 Desember 2012 benar-benar menjadi akhir dunia. Mungkin
kita tidak akan pernah bisa melihat Leicester City menjadi juara Liga Premier
Inggris.
Belum
pernah ada satu tim pun yang mampu memenangkan Liga Champions Eropa sebanyak
tiga kali secara beruntun. Hingga akhirnya Real Madrid mampu melakukannya,
tentunya setelah melewati tanggal ‘kiamat’ ramalan Suku Maya.
kompas.com
Andai
kiamat terjadi pada hari itu, tentu kisah Manchester United akan berakhir
dengan Sir Alex Ferguson sebagai pelatih mereka. Kita tidak akan pernah melihat
blunder konyol yang dilakukan oleh Loris Karius di final Liga Champions Eropa
bersama Liverpool.
Kisah
mengenai sepak bola Indonesia akan benar-benar berhenti dengan kasus dualisme
PSSI. Pergi meninggalkan cerita dengan kisah dualisme memang hal yang
menyedihkan, namun yang pasti tidak akan ada lagi yang peduli dengan hal itu.
Karena
memang semua umat manusia dan alam semesta ini akan musnah di hari kiamat.
Meskipun
kita sering berandai-andai, namun tetaplah bahwa hari kiamat tidak ada yang
tahu secara persis kapan datangnya. Kita hanya boleh mengimani, tanpa
mengetahui kapan datangnya.
Benar
begitu bukan?
Kesimpulan
Suku
Maya dikenal sebagai salah satu suku misterius di dunia. Suku ini memiliki
sistem penanggalan sendiri, yang di mana akan berakhir tepat pada tanggal 21
Desember 2012.
Akhir
dari penanggalan Suku Maya pun sempat diprediksi sebagai hari kiamat. Namun
prediksi itu tak benar adanya, karena umat manusia masih bisa merasakan hari
setelah tanggal 21 Desember 2012.
Lewat dari tanggal 21 Desmeber 2012, kalender milik Suku Maya pun menjadi artefak, menjadi warisan. Tak hanya kalender, karena Suku Maya juga meninggalkan warisan sepak bola, yang dikenal dengan nama Pok
a Tok.
Namun beruntung bukan sepak bola ini yang kita kenal, karena permainan Pok a Tok akan menumbalkan nyawa setiap pemain dari tim yang kalah. Oleh sebab itu, Suku Maya juga menyebut permainan Pok a Tok sebagai sebuah ritual keagamaan.
pinterest.com
Andaikan
kiamat benar-benar terjadi pada 21 Desember 2012, tentunya kita tidak akan bisa
menyaksikan bagaimana keberhasilan Leicester City juara Liga Premier Inggris
dan Real Madrid menjadi tim pertama yang menjuarai Liga Champions Eropa
sebanyak tiga kali secara beruntun.
Kisah
Manchester United akan hilang bersama dengan Sir Alex Ferguson sebagai pelatih.
Cerita panjang PSSI pun akan berakhir dengan kasus dualisme.
Dari
cerita ini, hal yang bisa kita ambil sebagai pelajaran adalah tidak ada satu
pun manusia di dunia ini yang mengetahui kapan kiamat akan tiba. Karena hari
kiamat hanya akan menjadi rahasia Tuhan Yang Maha Esa.
Artikel
ini saya tulis berdasarkan hobi saya bermain sepak bola. Selain itu, saya juga
sempat mengikuti berita mengenai perkiraan kiamat menurut penanggalan Suku
Maya.
Dengan
menggabungkan kedua hal tersebut, akhirnya saya memberanikan diri untuk membuat
artikel seperti ini.