Juara Bertahan Langsung Terdegradasi? Sulit Dipercaya, tapi Ada
Modified
Bicara tentang sepak bola tidak akan pernah ada habisnya. Karena memang banyak yang bisa diulas dari olahraga si kulit bundar ini. Dalam sepak bola, setiap tim pasti ingin menjadi yang terbaik di akhir musim, atau dalam artian menjadi juara di kompetisi yang mereka ikuti.
Namun untuk menjadi juara tidak lah mudah, butuh latihan yang keras dan juga pemain-pemain yang memiliki mental baja. Banyaknya pemain bintang yang menghuni sebuah tim bukan sebuah jaminan, mereka bisa langsung menjadi juara. Karena memang sepak bola adalah olahraga yang cukup unik, tidak ada yang mustahil di dalam sepak bola.
Mungkin kita pernah dikejutkan dengan keberhasilan Leicester City menjadi juara Liga Premier Inggris musim 2016/17 yang lalu. Padahal kala itu mereka tidak memiliki pemain bintang, namun pelatih mereka, Claudio Ranieri berhasil mengantarkan anak buahnya menjadi yang terbaik di akhir musim. Luar biasanya lagi, Leicester City menjadi juara dengan meruntuhkan dominasi tim-tim mapan seperti Manchester United, Manchester City, Liverpool, Chelsea, hingga Arsenal.
Namun sayang, di musim berikutnya Leicester City tidak bisa berbuat banyak. Karena mereka hanya menjadi tim pesaing di papan tengah klasemen. Hal ini juga cukup mengejutkan, mengingat tidak banyak pemain mereka yang memutuskan hengkang, mayoritas pemain inti mereka memilih untuk bertahan. Namun pada kenyataannya Ranieri gagal mengantarkan anak asuhnya kembali berprestasi seperti musim sebelumnya. Alhasil, ia pun dipecat dan digantikan oleh pelatih yang lain. Memang cukup tragis jika melihat prestasi dari Leicester City, tim juara bertahan yang justru terseok-seok di papan tengah klasemen pada musim berikutnya. Tapi apakah kamu akan berpikir bahwa Leicester City adalah tim yang paling mengenaskan di dunia? Jika iya, kamu kurang tepat. Karena ada yang lebih buruk dari Leicester City, di mana tim-tim di bawah ini justru langsung terdegradasi setelah di musim sebelumnya berhasil menjadi juara.
Jika dipikir secara logika, hal ini memang sulit untuk terjadi. Karena kebanyakan tim juara bertahan akan langsung membeli beberapa pemain bintang baru di bursa transfer demi mewujudkan ambisi mereka yang lebih besar di musim selanjutnya. Meskipun sulit dipercaya, namun pada kenyataannya ada 5 tim juara bertahan yang justru langsung terdegradasi ke kompetisi kasta kedua di musim berikutnya. Mau tahu tim mana saja? Langsung simak saja yang berikut ini.
FC Nurnberg (Juara 1968, Degradasi 1969)
zonabola.id
Mungkin tidak banyak yang tahu mengenai klub yang satu ini. Ya, FC Nurnberg adalah salah satu klub lokal asal Jerman. Namanya tidak banyak dikenal oleh publik karena tertutup oleh nama besar yang dimiliki oleh klub Jerman lainnya seperti Bayern Munich, Borussia Dortmund, hingga Schalke 04.
Saat ini FC Nurnberg tengah bermain di kompetisi kasta kedua atau Bundesliga 2. Meskipun demikian, klub ini nyatanya juga pernah mencatatkan prestasi yang membanggakan, yakni menjadi juara Bundesliga di tahun 1968, tentunya dengan melangkahi beberapa tim mapan seperti Bayern Munich. Namun sayang, kedigdayaan mereka tidak berlangsung lama, karena di musim berikutnya atau pada tahun 1969 mereka justru terdegradasi ke kompetisi kasta kedua.
Banyak yang bilang bahwa hal ini terjadi karena blunder yang dilakukan oleh pelatih FC Nurnberg kala itu, yakni Maz Merkel. Karena sang pelatih memutuskan untuk menjual beberapa pemain pilar yang berhasil mempersembahkan mereka gelar juara Bundesliga, dan kemudian memilih untuk mendatangkan 13 pemain baru yang belum memiliki nama besar. Karena hal itu, performa FC Nurnberg menurun drastis hingga akhirnya terdegradasi ke kompetisi kasta kedua di musim berikutnya.
Fluminense (Juara 2012, Degradasi 2013)
goal.com
Meskipun memiliki banyak bintang dunia seperti Neymar, Thiago Silva, Marcelo, hingga Roberto Firmino, namun kompetisi di Brasil tidak terlalu disorot oleh media. Itu karena memang banyak pemain bintang asal Brasil yang memilih untuk meninggalkan negaranya dan merantau dengan bermain di Eropa.
Meskipun demikian, Brasil juga masih memiliki beberapa tim ternama seperti halnya Fluminese. Tim yang saat ini bermain di Serie A Brasil atau kompetisi kasta tertinggi itu ternyata pernah mengalami kenyataan yang pahit, dan kejadian itu bisa dibilang belum terlalu lama. Ya, tepatnya pada tahun 2013 mereka harus rela terdegradasi ke kompetisi Serie B Brasil. Hal ini sangat mengejutkan banyak pihak, mengingat di musim sebelum atau pada tahun 2012 mereka berhasil menjadi juara Serie A.
Kala itu sebenarnya Fluminese sempat memiliki harapan untuk bertahan di kompetisi Serie A, setelah di pertandingan terakhir berhasil mengalahkan Bahia dengan skor 1-0. Namun di sisi lain, pesaing utama mereka untuk keluar dari zona degradasi, Coritiba berhasil mengalahkan tim kuat lainnya, Sao Paulo dengan skor 1-0. Kekalahan itu membuat Fluminese harus rela terdegradasi.
AC Milan (Juara 1979, Degradasi 1980)
ftb90.com
Siapa yang tidak kenal dengan AC Milan? Klub dengan segudang prestasi dan bahkan disebut-sebut sebagai klub tersukses di Italia, selain Juventus. Jika Juventus menjadi klub dengan raihan gelar juara Serie A Italia terbanyak, maka AC Milan adalah klub Italia dengan koleksi gelar juara Liga Champions Eropa terbanyak. Karena sampai saat ini tim berjuluk i Rossonerri itu telah berhasil merengkuh 7 gelar juara Liga Champions.
Tapi apakah kamu pernah membayangkan bahwa AC Milan terdegradasi dan harus bermain di kompetisi kasta kedua atau Serie B Italia? Jika melihat kualitas pemain yang mereka miliki saat ini, rasanya itu adalah hal yang mustahil. Namun jangan salah, AC Milan ternyata juga pernah merasakan pahitnya terdegradasi, tepatnya pada tahun 1980. Padahal di musim sebelumnya, atau pada tahun 1979 mereka berhasil menjadi juara Serie A. Bukan karena performa buruk mereka, namun AC Milan harus rela terdegradasi ke kompetisi kasta kedua karena terlibat skandal pengaturan skor. Tentunya ini adalah hukuman yang setimpal diberikan kepada AC Milan oleh federasi sepak bola Italia, FIGC.
Juventus (Juara 2005, Degradasi 2006)
metrotvnews.com
Jika sebelumnya kita telah membahas AC Milan, kini saatnya kita membahas Juventus. Meskipun menjadi tim tersukses di Italia, namun pernyataan itu tidak membuat Juventus bertahan secara abadi di kompetisi Serie A Italia. Karena mereka juga pernah merasakan pahitnya bermain di kompetisi Serie B Italia.
Juventus harus terdegradasi pada tahun 2006 yang lalu, padahal di musim sebelumnya atau pada tahun 2005 mereka sukses merengkuh gelar juara Serie A Italia. Sama seperti AC Milan, hal itu terjadi karena tim berjuluk La Vecchia Signora itu terlibat skandal pengaturan skor. Tidak hanya Juventus, skandal pengaturan skor kala itu juga melibatkan tim-tim besar lainnya seperti Fiorentina, AC Milan, Lazio, serta Reggina. Akan tetapi Juventus disebut sebagai dalang utama dibalik skandal tersebut, dan FIGC pun memutuskan untuk menghukum Juventus dengan cara menempatkan mereka di kompetisi Serie B di musim berikutnya dan juga mencabut gelar juara Serie A yang mereka raih di dua musim sebelumnya.
Manchester City (Juara 1937, Degradasi 1938)
ftb90.com
Mungkin banyak yang mengira bahwa Manchester City meraih kejayaannya seperti saat ini karena peran besar dari pemiliknya, Sheikh Mansour. Ya, karena sejak mengambil alih Manchester City pada tahun 2008 yang lalu, Manchester City menjelma sebagai salah satu tim yang ditakuti di Inggris. Karena taipan asal Uni Emirat Arab itu memberi gelontoran banyak dana untuk mendatangkan beberapa pemain bintang dan bahkan termahal di dunia.
Namun asal kamu tahu, Manchester City juga pernah mencapai masa kejayaannya pada tahun 1937 yang lalu. Tidak tanggung-tanggung, kala itu Manchester City berhasil keluar sebagai juara Liga Inggris dan menjadi tim paling produktif dengan mampu mencetak lebih dari 100 gol. Namun siapa yang menyangka, bahwa di musim selanjutnya mereka justru harus terdegradasi ke kompetisi kasta kedua.
Akan tetapi sulit membayangkan bahwa Manchester City di era kini harus terdegradasi ke kompetisi kasta kedua. Karena saat ini mereka memiliki banyak barisan pemain bintang. Mereka memiliki Sergio Aguero, Leroy Sane, Kevin De Bruyne, David Silva, Gabriel Jesus, Illkay Gundogan, Nicolas Otamendi, hingga Ederson.
Nah, itu lah beberapa juara bertahan yang harus terdegradasi setelah menjadi juara bertahan. Oleh sebab itu, mitos bahwa juara bertahan akan tetap garang di musim berikutnya telah terpatahkan. Karena setidaknya ada 5 tim yang harus bernasib tragis setelah menjadi juara.
Artikel ini saya tulis, karena memang saya sangat mencintai sepak bola. Oleh sebab itu, saya sedikit banyak mengetahui seluk beluk sepak bola. Dengan membaca dari beberapa sumber terpercaya, didapatilah informasi seperti yang telah saya tuliskan di atas.