Pemain Hebat Selalu Dipanggil ke Timnas? Kata Siapa, Ini Faktanya
Modified
Saat ini bermain sepak bola sudah bisa dijadikan sebuah profesi. Bahkan gaji pemain sepak bola profesional bisa dibilang lebih tinggi dari pada seorang manager atau pimpinan tertinggi sebuah perusahaan. Namun sayang, sepak bola adalah profesi yang tidak bisa bertahan lama, karena para pemain bintang sekali pun kemampuannya akan menurun seiring dengan bertambahnya usia mereka. Usia 35 atau 36 tahun biasanya menjadi usia akhir bagi para pemain sepak bola, dan setelah itu mereka harus melanjutkan kehidupan dengan beralih profesi atau mungkin menjadi pelatih sepak bola.
Dalam masa kejayaannya, seorang pemain sepak bola akan berusaha menunjukkan kemampuan terbaiknya. Karena semakin bagus permainannya, maka gaji yang dia dapatkan juga akan lebih besar pula dari klub yang dia bela. Selain itu, para pemain sepak bola juga akan berusaha menunjukkan penampilan terbaiknya demi bisa membela tim nasional atau timnas negaranya.
Karena bagi pemain sepak bola, bermain untuk timnas adalah sebuah kebanggaan yang tidak bisa diukur dengan apa pun. Karena memang akan menjadi sebuah kesempatan yang sangat langka bagi pemain sepak bola untuk bisa membela timnas, terkecuali jika dia berhasil menunjukkan permainan terbaiknya secara konsisten. Mungkin banyak yang bilang bahwa pemain yang kualitas permainannya di atas rata-rata dan bisa melakukannya secara konsisten akan dipanggil ke timnas.
Namun apakah memang demikian? Bukan, karena tidak semua pemain hebat memiliki kesempatan atau dipanggil untuk membela timnas senior di negeranya. Tapi kenapa bisa begitu? Banyak alasan yang melatarbelakangi hal itu, dan untuk lengkapnya bisa simak yang berikut ini.
Mikel Arteta
IDNTimes.com
Kenal dengan Mikel Arteta? Apabila kamu penggemar dari Arsenal, pasti akan kenal dengan sosok yang satu ini. Karena nama Arteta mulai melambung kala membela Arsenal pada periode 2011-2016 yang lalu. Bersama Arsenal, Arteta berhasil mencatat total 149 penampilan di semua kompetisi. Selain pernah membela Arsenal, pemain ini juga pernah membela beberapa klub besar lainnya seperti PSG hingga Everton.
Namun sayang, penampilan apiknya di level klub belum mampu mengantarkannya untuk membela timnas Spanyol. Alasannya adalah saat itu Arteta berada di era yang sama dengan generasi emas Spanyol, di mana posisinya sebagai gelandang bisa dibilang masih kalah berkualitas jika dibandingkan dengan Xavi Hernandez dan Andres Iniesta.
Jose Enrique
Jose Enrique juga menjadi korban dari generasi emas Spanyol. Karena pemain yang kini telah pensiun itu sama sekali tidak pernah dipanggil ke timnas senior Spanyol. Padahal dia berhasil menunjukkan penampilan yang mengesankan, terutama ketika membela Newcastle United dan juga Liverpool.
Posisinya sebagai bek kiri dinilai masih berada di bawah level pemain-pemain seperti Nacho Monreal dan juga Jordi Alba. Kedua pemain itu berhasil mempertahankan performa terbaiknya, sehingga menutup pintu bagi Enrique untuk bisa membela tim La Furia Roja.
Carlo Cudicini
chelsea-news.com
Selanjutnya adalah kiper legendaris milik Chelsea, Carlo Cudicini. Selama 10 tahun membela Chelsea pada periode 1999-2009, kiper asal Italia telah berhasil mempersembahkan dua gelar Piala FA dan Piala Liga. Bisa dibilang Cudicini adalah pesaing terberat dari Peter Cech, karena memang kedua kiper itu sama-sama memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menjaga gawang timnya.
Meskipun demikian, sampai akhirnya gantung sepatu, Cudicini tidak pernah mendapat kesempatan untuk membela timnas senior Italia. Alasannya adalah pelatih kepala timnas Italia lebih memilih untuk memanggil Gianluigi Buffon. Kiper yang akrab disapa Gigi itu bahkan bisa dibilang sebagai kiper abadi Italia, mengingat kiper yang kini bermain untuk PSG itu sudah berhasil mencatat 176 penampilan bersama Gli Azzurri dari tahun 1997 hingga 2018.
Stade Malbranque
Bagi kamu generasi tahun 90’an pasti sudah tidak asing dengan nama Stade Malbranque. Karena pemain asal Perancis ini sempat menjadi salah satu pemain bintang di Liga Premier Inggris. Selain pernah membela Olympique Lyonnais, Stade juga pernah bermain bersama Fulham, Tottenham Hotspur, dan juga Sunderland.
Selama karier profesionalnya, Stade telah berhasil meraih tiga gelar juara bersama tim yang dia bela, yakni juara Coupe de la Ligue bersama Olympique Lyonnais, juara UEFA Intertoto Cup bersama Fulham, dan juara Piala Liga bersama Tottenham Hotspur. Akan tetapi penampilan apiknya itu belum mampu mengantarkannya untuk memperkuat timnas Perancis. Pencapaian terbaiknya adalah dimasukkan dalam daftar nama skuat timnas Perancis untuk laga persahabatan. Namun pada pertandingan itu dia sama sekali tidak dimainkan.
Kevin Campbell
SkySports.com
Kevin Campbell pernah menjadi salah satu striker yang ditakuti di Liga Premier Inggris. Pemain asli Inggris itu pun masuk dalam daftar 100 pencetak gol terbanyak di Liga Premier Inggris, catatan yang tentunya sangat sulit diraih, mengingat ketatnya persaingan di kompetisi kasta terteringgi negeri Ratu Elizabeth tersebut.
Dalam kariernya, Campbell pernah membela dua tim besar Inggris, yakni Arsenal dan juga Everton, di mana dia masing-masing berhasil mempersembahkan 46 dan 36 gol. Meskipun demikian, keganasannya di depan gawang lawan belum cukup untuk membuat pelatih timnas Inggris melirik dan menggunakan jasanya dalam laga internasional. Karena Campbell berada di era yang sama dengan striker-striker bintang yang dimiliki oleh Inggris, seperti Wayne Rooney, Michael Owen, hingga Alan Shearer.
Sylvain Distin
Nama selanjutnya adalah bek asal Perancis, Sylvain Distin. Pria yang kini berusia 40 tahun itu tercatat telah menghabiskan 16 tahun kariernya di Liga Premier Inggris, kompetisi terbaik di dunia. Selama bermain di Inggris, Distin berhasil meraih dua penghargaan individu, yakni sebagai pemain terbaik Manchester City musim 2002/03 dan pemain terbaik Everton musim 2011/12 yang lalu.
Meskipun demikian, nyatanya Distin sama sekali tidak pernah mendapat kesempatan untuk bermain bersama timnas Perancis. Padahal secara kualitas Distin cukup kokoh sebagai seorang pemain bertahan. Hal itu tidak lepas dari banyaknya bek berkualitas yang dimiliki oleh timnas Perancis, sehingga namanya tidak pernah masuk dalam daftar line up skuat Les Blues. Saat ini Distin telah menyatakan pensiun sebagai pemain sepak bola profesional, di mana klub terakhirnya adalah AFC Bournemouth.
Stefan Klos
scoopnest.com
Selama kariernya, Klos hanya membela dua tim, yakni Borussia Dortmund pada periode 1990-1998 dan juga Rangers pada periode 1998-2007. Meskipun demikian, kiper asal Jerman itu tercatat telah berhasil memenangkan total 14 gelar bergengsi bersama klub yang dia bela, di mana yang paling sensasional adalah memenangkan gelar juara Liga Champions Eropa bersama Borussia Dortmund pada musim kompetisi 1996-97 yang lalu.
Akan tetapi hingga akhir kariernya, Klos sama sekali tidak pernah mendapat panggilan untuk membela timnas Jerman. Prestasi terbaiknya adalah dipanggil untuk memperkuat timnas Jerman di ajang Olimpiade. Kala itu Klos tidak mampu menggeser posisi kiper terbaik Jerman, Oliver Kahn.
Steve Bruce
Steve Bruce bisa dibilang sebagai salah satu legenda Manchester United. Karena memang pemain ini cukup lama membela Manchester United, yakni mulai tahun 1987 hingga 1996 yang lalu. Selama karier profesionalnya, pria yang kini berusia 57 tahun itu berhasil mencatatkan 737 penampilan di Liga Premier Inggris dengan mencetak 81 gol. Catatan itu terbilang cukup luar biasa, mengingat ia berposisi sebagai bek tengah.
Namun sayangnya Bruce sama sekali tidak pernah mendapat kesempatan untuk membela timnas Inggris. Padahal dia adalah pemain terpenting bagi Manchester United saat berhasil menjuarai Liga Premier Inggris musim 1992/93, 1993/94, dan 1995/96 silam.
Paolo Di Canio
starsixes.com
Paolo Di Canio adalah salah satu striker terbaik di masanya. Maka tidak heran, jika pria yang kini berusia 50 tahun itu sempat membela tim-tim ternama Eropa seperti Lazio, Juventus, AC Milan, hingga West Ham United. Tidak hanya itu, selama kariernya Di Canio juga berhasil mencatat lebih dari 600 penampilan di semua kompetisi dan mencetak lebih dari 140 gol. Meskipun cukup tajam di depan gawang lawan, namun sayangnya Di Canio sama sekali tidak pernah mendapat kesempatan untuk membela timnas senior Italia. Tentunya ini adalah sebuah cerita kelam di balik kesuksesan kariernya sebagai pemain sepak bola profesional.
Artikel ini saya tulis berdasarkan rasa cinta saya terhadap sepak bola, yang bisa dibilang sebagai salah satu olahraga terfavorit di dunia. Sementara nama-nama di atas saya tulis berdasarkan informasi dari situs-situs ternama dunia.