Pemain Bintang Harga Mahal? Murah Tidak Selalu Murahan
Modified
Dalam sepak bola modern, tidak dipungkiri bahwa uang akan memegang peranan penting. Tentu kita sudah tahu bahwa banyak tim medioker yang kini berubah menjadi tim raksasa setelah mendapat gelontoran dana yang melimpah ruah dari sang pemilik. Sebut saja Manchester City dan juga PSG, kedua klub itu kini menjadi klub dengan skuat termahal di dunia karena memang mereka memikiki banyak pemain berkualitas dengan harga selangit. Di hampir setiap bursa transfer, mereka juga memiliki kecenderungan untuk membelai pemain dengan label harga tinggi.
Memiliki banyak uang akan membuat mereka dengan mudah mendatangkan pemain yang mereka inginkan. Karena saat ini juga banyak para pemain bintang yang mudah tergiur dengan tawaran gaji selangit yang diberikan oleh tim peminat. Dalam transfer sepak bola modern, tentu kita masih ingat bagaimana ketika PSG mendatangkan Neymar dari Barcelona dengan banderol sebesar 222 juta euro atau lebih dari 3 triliun rupiah. Kemudian kita juga baru saja dikejutkan oleh kepindahan megabintang asal Portugal, Cristiano Ronaldo dari Real Madrid ke Juventus dengan nilai transfer sebesar 100 juta euro atau setara 1,7 triliun rupiah pada musim panas 2018.
Melihat dari kecenderungan transfer saat ini, pemain bintang atau pemain yang paling berpengaruh dalam suatu tim akan memiliki nilai transfer yang sangat tinggi. Hal ini terbilang wajar, karena tim pemilik juga ingin mendapatkan keuntungan secara ekonomis dari penjualan pemain andalannya tersebut. Namun tidak selamanya demikian, karena ada juga pemain berkualitas yang dijual dengan harga murah. Murah bukan berarti murahan, ini 6 pemain bintang dengan harga murah.
Peter Schmeichel
www.fourfourtwo.com
Manchester United menjadi salah satu klub yang sangat beruntung, karena mereka bisa mendatangkan kiper sekelas Peter Schmeichel dengan harga yang bisa dibilang sangat murah, yakni 500.000 pounds dari Brondby pada musim kompetisi 1991/92 yang lalu. Meskipun didatangkan dengan harga yang cukup murah, namun Schmeichel membuktikan bahwa dia bukanlah kiper murahan. Bahkan bisa dibilang kala itu posisi Schmeichel tidak tergantikan di bawah gawang The Red Devils. Pencapaian paling sensasional dari Schmeichel adalah ketika dirinya berhasil mengantarkan Manchester United meraih treble winner pada musim 1998/99 yang lalu. Aksinya yang sampai saat ini dikenang adalah ketika Schmeichel maju ke depan untuk menyambut sepak pojok timnya di final Liga Champions Eropa melawan Bayern Munich. Meskipun dirinya tidak mencetak gol dan hanya meramaikan kotak penalti, namun aksinya menjadi cikal bakal bagi gol penyema kedudukan Manchester United pada laga itu.
Lompatannya sempat menyentuh bola hasil sepak pojok, sebelum akhirnya jatuh di kepala Dwight Yorke dan diteruskan ke Ryan Gigs. Kemudian Gigs meneruskan bola ke Sheringham yang berhasil mencetak gol dan membuat pertandingan imbang 1-1. Tak berselang lama kemudian, Manchester United mampu mencetak gol kemenangan di penghujung pertandingan, dan menjadi comeback terdramatis di final Liga Champions Eropa. Manchester United pun berhak meraih gelar Liga Champions Eropa untuk yang kedua kalinya kala itu.
Gerard Pique
www.skysports.com
Kenal dengan Gerard Pique? Pasti saat mendengar kata Pique, yang ada di benakmu adalah Barcelona. Ya, karena memang pemain asal Spanyol itu sudah menjadi pemain andalan Barcelona sejak lama. Bisa dibilang Pique adalah ikon dari Barcelona, selain Lionel Messi tentunya.
Namun asalkan kamu tahu, Pique yang memang produk dari akademi La Masia itu pernah menimba ilmu bersama Manchester United di bawah asuhan Sir Alex Ferguson. Pemain yang kini berusia 31 tahun itu pindah dan mendapatkan kontrak permanen bersama Manchester United pada tahun 2004 yang lalu. Namun sayang, ia hanya mendapat 12 kesempatan bermain sepanjang kariernya bersama Manchester United. Bahkan ia sempat dipinjamkan ke Real Zaragoza pada musim 2006/07 yang lalu. Kemudian Barcelona mendatangkannya pada tahun 2008 yang lalu dengan nilai transfer sebesar 5 juta pounds. Tentunya itu adalah harga yang sangat murah, jika melihat penampilan Pique bersama Barcelona, di mana di musim perdananya ia langsung menjadi bagian penting dari skuat Blaugrana yang berhasil meraih treble winner pada musim 2008/09. Radamel Falcao
maisfutebol.iol.pt
Radamel Falcao, pemain asal Kolombia yang sempat bersinar di sepak bola Eropa. Falcao sendiri pertama kali didatangkan ke Eropa oleh klub raksasa asal Portugal, FC Portro. Mereka kepincut setelah Falcao berhasil menunjukkan penampilan yang cukup apik bersama klub Argentina, River Plate. Beruntung bagi FC Porto, karena kala itu mereka hanya mendatangkan Falcao dengan nilai transfer 3,3 juta pounds.
Dua musim bermain bersama FC Porto, pemain yang kini berusia 32 tahun itu berhasil menunjukkan ketajamannya di lini depan lawan dengan mencetak 41 gol dari 51 penampilannya. Penampilan apiknya itu lah yang membuat tim-tim besar Eropa tertarik untuk mendatangkannya. FC Porto pun kemudian menjualnya dengan harga yang cukup mahal kepada Atletico Madrid, yakni seharga 40 juta euro.
Joel Matip
www.skysports.com
Kenal dengan Joel Matip? Ya, dia adalah bek andalan Liverpool asal Kamerun. Matip sepakat untuk bergabung bersama Liverpool pada musim dingin Januari 2016 yang lalu. Meskipun demikian, dia baru bisa berseragam The Reds pada awal musim 2016/17, dengan alasan menunggu kontraknya bersama FC Schalke 04 berakhir. Habisnya kontrak Matip bersama FC Schalke membuatnya bergabung bersama Liverpool secara cuma-cuma alias gratis. Meskipun demikian, gratis bukan berarti murahan.
Matip pun berhasil menunjukkan ketangguhannya di lini belakang Liverpool. Ia juga mampu memperbaiki lini belakang klub penghuni Anfield tersebut. Di musim perdananya, Matip berhasil mencatat 32 penampilan di semua kompetisi dan mencetak 1 gol. Dengan tinggi badan 195 cm, Matip menjadi pemain yang piawai dalam menghalau bola-bola udara. Namun sangat disayangkan, di musim 2018/19 ini Matip tidak banyak mendapat kesempatan bermain, karena kalah bersaing dengan Virgil van Dijk dan bek muda, Joe Gomez.
Wissam Ben Yedder
Wissam Ben Yedder didatangkan Sevilla dari klub medioker Perancis, Toulouse pada tahun 2016 yang lalu dengan nilai transfer sebesar 9 juta euro. Sevilla sendiri tertarik mendatangkan Ben Yedder setelah pemain asal Perancis itu mampu menunjukkan penampilan yang mengesankan bersama Toulouse dengan mencatat 41 penampilan di semua kompetisi dan mencetak total 23 gol.
Oleh sebab itu, bisa dibilang Sevilla cukup beruntung bisa mendatangkan Ben Yedder dengan nilai transfer yang tidak terlalu tinggi. Di musim perdananya bersama Sevilla, pemain yang kini berusia 28 tahun itu mampu mencetak 18 gol dari 42 penampilannya di semua kompetisi. Sementara di musim keduanya, Ben Yedder mampu mencetak 22 gol dari 42 penampilannya. Jadi tidak heran, jika pada musim ini nilai transfer Ben Yedder dipastikan bakal meningkat secara drastis.
Ever Banega
www.beinsports.com
Nama selanjutnya adalah Ever Banega. Inter Milan adalah klub yang beruntung bisa mendatangkan Banega dengan cuma-cuma, alias secara gratis pada musim panas tahun 2016 yang lalu. Bersama Sevilla, Banega menjadi sosok sentral di lini tengah dan dia berhasil memainkan peran penting ketika klub berjuluk Los Rojiblancos itu meraih dua gelar juara UEFA Europa League dua kali secara beruntun, masing-masing pada musim 2014/15 dan 2015/16 silam. Di musim perdananya bersama Inter Milan, Banega berhasil mencatat 33 penampilan dan mencetak 6 gol. Akan tetapi Banega hanya satu musim membela Inter Milan, sebelum akhirnya kembali ke Sevilla.
Nah, itu lah 6 pemain bintang yang didatangkan dengan harga murah. Jadi sudah jelas, bahwa harga murah belum tentu murahan. Karena ada juga pemain yang dibeli dengan harga murah, namun dia justru berhasil menunjukkan permainan terbaiknya dan menjadi pemain andalan di timnya. Sementara pemain dengan label mahal juga belum tentu berhasil menunjukkan kebintangannya di klub barunya. Karena bisa saja dia gagal beradaptasi, dan label mahalnya pun hanya sekedar nominal belaka tanpa ada aksi nyata.
Artikel ini saya tulis karena memang saya sangat mencintai sepak bola. Selain itu, saya juga sudah sejak lama mengikuti perkembangan transfer pemain sepak bola, karena bagi saya momen transfer pemain adalah hal yang paling penting di setiap musimnya. Dari artikel di atas, hanya transfer Peter Schmeichel yang tidak saya ikuti. Akan tetapi setelah mendapatkan informasi dari beberapa sumber terpercaya, akhirnya didapatkanlah artikel seperti di atas.