  Masuk | Daftar

  1. Halaman Utama
  2. 
  3. Olahraga
  4. 
  5. Sepak Bola
  6. 

Gak Semudah yang Dibayangkan, Match Fixing Hampir Mustahil di Berantas

27/03/2019
Tentu kamu masih ingat dengan skandal yang baru saja mengguncang persepakbolaan Indonesia, dengan melibatkan para petinggi PSSI. Ya, skandal itu adalah praktik pengaturan skor atau yang bisa disebut juga dengan match-fixing.

Tentu saja praktik ini sangat mencoreng dan menambah buruk citra persepakbolaan Indonesia di mata dunia. 

Di saat negara lain tengah berusaha memajukan sepak bola, kita justru masih disibukkan oleh skandal pengaturan skor. Hal ini lah yang kemudian membuat sepak bola Indonesia semakin tertinggal dari negara lain.

Apa lagi pelaku match-fixing adalah para petinggi PSSI, organisasi tertinggi sepak bola Indonesia. Mereka yang seharusnya bekerja untuk membenahi sepak bola justru dengan sengaja merusak sepak bola Indonesia demi kepentingan pribadi.

Padahal masyarakat Indonesia selalu memiliki mimpi yang tinggi untuk bisa melihat Timnas Indonesia berprestasi di kancah internasional. Tingginya mimpi membuat mereka rela meluangkan tenaga dan waktunya hanya untuk mendukung Timnas Indonesia berlaga.



www.indosport.com



Tapi bagaimana bisa menciptakan Timnas Indonesia yang tangguh, jika kompetisinya masih carut marut dan banyak disusupi oleh praktik pengaturan skor. Padahal muara dari kompetisi adalah terbentuknya Timnas Indonesia yang hebat dan tangguh.

Ya, begitulah realita yang ada. Sangat menjengkelkan bukan?

Semakin menjamurnya praktik match-fixing membuat pihak kepolisian membentuk tim khusus untuk memberantasnya. Tim itu dinamakan Satgas Anti Mafia Bola, yang kini sudah mulai mendapat banyak dukungan dari masyarakat, khususnya para pecinta sepak bola.

Boleh saja masyarakat berharap banyak pada Satgas Anti Mafia Bola, namun asalkan kalian tahu bahwa memberantas praktik match-fixing itu tak semudah yang dibayangkan. Bahkan kalau boleh saya bilang, hampir mustahil untuk memberantas secara tuntas praktik kotor yang satu ini.

Match-Fixing



bildagentur-online.wg.picturemaxx.com



Sebenarnya apa sih match-fixing itu?

Pada dasarnya match-fixing bukanlah suatu kecurangan dalam sepak bola. Karena praktik itu baru akan terjadi ketika ada salah satu pihak yang setuju untuk mengalah dalam suatu pertandingan, atau dalam arti lainnya berusaha memenangkan tim lawan dengan tidak bermain secara maksimal.

Sementara arti dari curang sendiri adalah berusaha memenangkan suatu pertandingan dengan menghalalkan segala cara, seperti menggunakan doping. 

Match-fixing sendiri dibagi menjadi dua jenis, yang pertama adalah arranged match-fixing dan yang kedua adalah gambling match-fixing. 

Tipe pertama terjadi ketika koruptor memanipulasi suatu pertandingan untuk memastikan salah satu tim menderita kekalahan. Sementara tipe yang kedua terjadi apabila koruptor memanipulasi pertandingan dengan tujuan mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dari pasar taruhan.

Bagaimana, paham?



www.indosport.com



Jika ditarik kesimpulan, arranged match-fixing adalah praktik kotor yang dilakukan hanya untuk menguntungkan salah satu tim. Sementara pada gambling match-fixing, jalannya pertandingan akan dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu demi memberikan keuntungan kepada pihak yang bersangkutan.

Maka dari itu, pada praktik gambling match-fixing sang koruptor tidak peduli tim mana yang akan memenangkan pertandingan tersebut. Karena yang menjadi perhatiannya adalah hasil dari pertandingan itu bisa menguntungkannya secara pribadi.

Menurut survey yang dilakukan oleh Declan Hill, 88,2 persen kasus arranged match-fixing didalangi oleh administrator kesebelasan. Sementara 86,4 persen kasus gambling match-fixing didalangi oleh agen ekstrenal, salah satunya bandar judi.

Pengaruh Pasar Taruhan



win88id.com



Sebagian besar kasus match-fixing didasari oleh perjudian. Hal ini terjadi karena setiap pertandingan dalam sepak bola memiliki peluang (odd) yang berbeda-beda.

Untuk mendapatkan keuntungan yang besar, koruptor biasanya akan membeli pemain dari salah satu kesebelasan. Kemudian pemain tersebut diminta untuk tak bermain maksimal atau mengalah, demi memberikan kesempatan tim lawan untuk memenangkan suatu pertandingan.

Jika si koruptor berhasil membeli pemain dari tim A, biasanya dia akan memasang taruhan dan menjagokan tim lawannya untuk memenangkan pertandingan. Dengan demikian, dia akan mendapat keuntungan yang besar.

Akan tetapi apabila sang koruptor memasang uang taruhan terlalu besar terhadap suatu tim, biasanya bandar akan menaruh curiga, sehingga odd pun berubah. Sementara jika dia memasang uang taruhan terlalu kecil, hal itu akan membuat pengaturan skor menjadi tak layak dan sang koruptor akan merugi.

Karena uang taruhan yang mereka pasang tidak sepadan dengan harga yang harus dia keluarkan untuk ‘membeli’ pemain dari salah satu tim.

Apabila sang koruptor tidak memiliki cukup uang untuk memasang taruhan, biasanya dia melibatkan investor yang bisa memberinya banyak dana segar. Dengan demikian, dia akan berubah peran sebagai broker.

Oleh sebab itu, praktik match-fixing sulit untuk terdeteksi, karena memang tujuan utamanya adalah untuk menipu para bandar judi bola. Sehingga bandar judi di sini akan bertindak sebagai korban, bukan pelaku.



tempo.com
 


Karena hal ini lah, praktik match-fixing sulit untuk bisa diterapkan pada turnamen besar sekelas Piala Asia, Piala Eropa, atau bahkan Piala Dunia. 

Karena koruptor dipastikan harus ‘membeli’ pemain dengan uang yang besar. Setelah hal itu berhasil dilakukan, dia pun harus memasang uang taruhan yang besar pula untuk menutup biaya ‘pembelian’ pemain tersebut.

Nah, pemasangan uang taruhan dalam jumlah besar ini akan lebih mencurigakan para bandar. Sehingga mereka secara tidak langsung akan mengetahui bahwa pertandingan itu telah diatur.

Maka dari itu, praktik match-fixing biasanya akan terjadi pada kompetisi kecil atau pada kompetisi di negara yang bukan menjadi kiblat sepak bola, seperti halnya Indonesia.

Pelaku Langsung



24jambola.com



Secara umum, praktik match-fixing akan melibatkan administrator tim (presiden, manajer, pelatih, dll), pemain, hingga wasit. Kembali lagi menurut Hill, tingkat kesuksesan koruptor dalam mengatur suatu pertandingan akan lebih besar jika dia menyogok administrator tim, dengan persentase 90,5 persen.

Sementara tingkat kesuksesannya dengan menyogok atau ‘membeli’ pemain hanya 83,1 persen, dan kesuksesannya hanya 77,8 persen jika dia ‘membeli’ wasit.

Pasti kamu bertanya-tanya, kenapa ‘membeli’ administrator tim memiliki peluang kesuksesan yang lebih besar? Padahal yang terjun langsung ke lapangan adalah pemain itu sendiri dan wasit. 

Karena dengan berhasil membeli administrator tim, berarti secara tidak langsung dia berhasil mempengaruhi satu tim secara utuh. Karena memang administrator adalah orang yang berkuasa dalam tim tersebut.

Akan tetapi melakukan praktik match-fixing itu juga tidak mudah. Para pelaku juga harus membangun kepercayaan terlebih dahulu, dan tentunya tidak bisa dengan sembarangan orang.










Jika sang koruptor meminta pemain atau wasit untuk langsung terlibat dalam praktik match-fixing, biasanya hal itu hanya bersifat sementara. Begitu selesai, mereka akan langsung melupakannya.

Sementara koruptor biasanya akan membangun kepercayaan yang lebih langgeng dengan administrator tim. Karena dengan demikian, mereka akan masuk ke dalam suatu sistem yang tidak akan dipengaruhi oleh bursa transfer atau kepindahan pemain.

Tanpa terbangunnya kepercayaan dengan administrator tim, koruptor tidak akan memiliki kekuatan dalam melakukan match-fixing.

Pelaku Tidak Langsung



www.skanaa.com



Dalam hal ini, sang koruptor tidak bisa seenaknya terlibat secara langsung dengan praktik pengaturan skor. Karena mereka juga membutuhkan akses yang menghubungkannya dengan administrator tim, pemain, dan wasit yang akan mereka ‘beli’ untuk terlibat dalam match-fixing.

Untuk mendapatkan akses tersebut, biasanya mereka akan menggunakan jasa dari pihak luar. Jika pun tidak, mereka harus memiliki cara yang cerdas untuk mendapat akses langsung dengan calon ‘pemain’mereka.

Karena pendekatan secara langsung atau tanpa perantara akan memberikan risiko yang besar kepada koruptor, biasanya mereka akan menggunakan jasa agen atau dalam match-fixing disebut dengan runner.

Dalam hal ini, runner biasanya juga akan bertindak sebagai penjamin agar praktik match-fixing bisa berjalan dengan sukses. Karena dia mengetahui siapa saja pemain yang bisa ‘dibeli’ dan siapa yang harus dihindari, karena sang pemain berpotensi untuk mengadu ke pihak yang berwajib.



bolaindo.com



Pada umumnya yang bertindak sebagai runner adalah orang yang mengetahui seluk beluk dari tim tersebut. Karena dengan demikian, dia bisa dengan mudah untuk membeli calon ‘pemain’ mereka.

Namun tidak selamanya runner adalah orang yang mengetahui seluk beluk dari tim tersebut. Bisa juga dia tidak mengetahuinya, dan dalam kasus ini sang runner pun membutuhkan pegangan lainnya.

Nah, pegangan runner ini lah yang kemudian dinamakan sebagai project manager. Orang yang berperan sebagai project manager ini biasanya adalah mereka yang memiliki pengaruh langsung kepada ‘pemain’, seperti halnya pelatih, pejabat tim, hingga pejabat federasi.



panditfootball.com



Oleh sebab itu, para koruptor dan pelaku pengaturan skor sulit untuk terdeteksi karena mereka melibatkan banyak layer dalam kasus ini. Banyak orang yang terlibat dalam kasus match-fixing, sehingga sulit untuk diberantas tuntas hingga ke akar-akarnya.

Kesimpulan


Meskipun telah dibentuk Satgas Anti Mafia Bola, namun mengupas tuntas praktik match-fixing bukanlah hal yang mudah dilakukan. Karena praktik kotor ini melibatkan banyak layer dalam setiap aksinya.

Match-fixing sendiri terdiri dari dua tipe, yakni arranger match-fixing dan gambling match-fixing. Untuk tipe yang pertama, praktik itu dilakukan untuk menguntungkan suatu tim, dan tipe kedua dilakukan untuk menguntungkan salah satu pihak yang bersangkutan, pada umumnya adalah koruptor atau pelaku judi bola.

Pengaruh pasar taruhan juga memberikan andil dalam setiap kasus match-fixing. 

Karena koruptor juga tidak bisa memasang uang taruhan yang terlalu besar, karena hal itu akan membuat bandar judi curiga dan kemudian mengubah pasar taruhan. Namun jika koruptor memasang uang taruhan terlalu kecil, maka hal itu tidak sebanding dengan biaya yang telah dia keluarkan untuk ‘membeli’ pemain.



www.economist.com



Tingkat kesuksesan match-fixing akan lebih besar jika koruptor berhasil ‘membeli’ seorang administrator klub. Namun untuk melakukan hal itu tidak mudah, butuh terbangunnya azas kepercayaan terlebih dahulu.

Untuk bisa berhubungan secara langsung dengan administrator klub, pemain, atau pun wasit, koruptor membutuhkan runner. Karena runner yang pada umumnya adalah orang dalam klub mengetahui siapa saja pemain yang bisa ‘dibeli’ dan siapa yang harus dihindari.

Jika runner bukan orang dalam klub, biasanya dia akan membutuhkan pegangan yang dinamakan sebagai project manager. Orang yang menjalankan peran sebagai project manager biasanya adalah orang yang memiliki pengaruh langsung kepada ‘pemain’.

Artikel ini saya tulis karena memang saya adalah pemerhati sepak bola Indonesia. Saya telah mengikuti perkembangan, termasuk skandal yang terjadi di sepak bola Indonesia setidaknya selama 5 tahun terakhir.

Secara pribadi, saya juga geram dengan praktik pengaturan skor. Oleh sebab itu saya sangat mendukung kinerja dari Satgas Anti Mafia Bola dalam memberantas kasus ini, meskipun saya tahu itu adalah hal yang sulit.

Sumber1




#Match-Fixing, #Pengaturan-Skor, #Sepak-Bola
Skor: 1.01
 Komentar
 0 Disukai
0
  Bisa dipercaya?  
0

   


NFT 123ish 3D Gold Coin Art Collection




Komentar terbaik hari ini
Jadilah yang pertama mengomentari

Papan Diskusi


Masuk dan buat komentar anda


Indonesia, Jangan Mau Jadi Tuan Rumah Piala Dunia!

Kata Siapa Gak Bisa Cetak Gol, 7 Kiper Ini Lebih Hebat dari Morata

Kamu Harus Tahu, Indonesia Pernah Tampil di Final Piala Dunia 1974

Suku Maya, tentang Ramalan Kiamat dan Sepak Bola

Gak Seperti yang Kamu Bayangkan, Sepak Bola Itu Olahraga Banci

Kamu Termasuk Suporter atau Penonton? Tahu Bedanya Gak?

Prestasi Nol, Indonesia Disarankan Berkompetisi di Benua Lain. Bisa?

Garang di Level Junior, Melempem di Level Senior. Itulah Indonesia!

Mengukur Kelayakan Indonesia dan ASEAN Jadi Hots Piala Dunia 2034

Empat Hal Keliru yang Membuat Suporter Sepak Bola Indonesia Semakin Brutal

Cacat Moral dan Korup, Akar dari Kebencian Masyarakat Indonesia pada PSSI

Ballon d’Or Selalu Dikuasai Striker? Bagaimana dengan Kiper?

Naturalisasi, Solusi Jangka Pendek yang Menghancurkan Sepak Bola Indonesia

Prestasi Masih Jeblok, Apakah Timnas Indonesia Membutuhkan Pemain Naturalisasi?

Cristiano Ronaldo, Pemain yang Tak Lulus Sekolah dan Hampir Tewas

Gak Harus dari Usia Muda, Ada Pemain Hebat yang Terlambat Berkembang

Klub Raksasa Berubah Jadi Klub Medioker? Mustahil tapi Mungkin

Semua Negara Ingin Main di Piala Dunia? Tidak Selamanya Begitu

Sepak Bola dari Inggris atau China? Ini Fakta Sebenarnya

Bukan Persib vs Persija, Ini Laga El Clasico Indonesia yang Sebenarnya

Juara Bertahan Langsung Terdegradasi? Sulit Dipercaya, tapi Ada

Bukan Mustahil, Negara Asia Ini Sumbang Rekor Hebat di Sepak Bola

Olahraga Terpopuler di Indonesia, Sepak Bola atau Bulutangkis?

Tertinggal Telak Belum Tentu Kalah, Sepak Bola Tidak Semudah Itu

Pengaturan privasi diubah!

Apakah Anda terus mengedit entri atau keluar dan mengeditnya nanti?

Not logged in, Please login to continue

Lokasi: Indonesia (id)
  • United States (us)
  • 日本 (jp)
  • Indonesia (id)
  • India (in)
Syarat dan Ketentuan | Kebijakan Pribadi | Tentang Kami
FAQ | Hubungi Kami
 
© 2025 123ish